PUISI

Catatan Ku | Mata Pemuda

Walies MH
Juni 23, 2021
0 Komentar
Beranda
PUISI
Catatan Ku | Mata Pemuda

Catatan Ku

Assalamualaikum


Satu tahun lalu di buku harianku

Ada namamu


Di jendela kamar kecil

Kupandangi rembulan lalu kubisikan bahagiaku detik itu

Bintang bintang mengusung

Layaknya peri yang menari

Indah sekali

Malam kian larut

Hembusan angin menyibak rambut

Mataku perih

Kemudian tak kulihat apa apa kecuali

Surat cinta untukmu 

Bukan dariku

Mentari redup sesaat setelah kukabarkan betapa sakit 

mendapatkan diri tenggelam dalam kubangan cerca penikmat

Air majnun yang kuhirup

Lejat


Adalah kebodohan yang menyesakkan

Manakala sakitku tak dipandang

Kecuali bangga tersandang sombong bahu kalimat mantra " Jangan marah "

Lalu ku " ach " kan saja bersama gayuh yang menepi

Tak ingin lagi menjadi 


Pikirku , Jeda yang kulapat adalah waktu

Yang berkoar pada jeruji besi

Bisik  yang perih

Ngilu kupandangi bahasa kalbu

Lalu tak mampu berlalu

Selain mencoba percaya

Setelah kumaknai koma


Di bawah naungan langit 

Sujud rebah adalah titah bukan serapah

Bismillah

Kuteguk madu 

Pun apapun racun yang terhidang dimeja sudut jendela

Sudah kutelan 

Menikmatinya lalu kukatakan 

Aku bahagia 

Hingga

Kembali kubaca surat cinta yang berbalas barisan kata terangkai hanya sebagai penjaga rasa

Sementara aku 

Duduk tepat didepanmu

Hmm

Semesta maya

Jika ada ruang pengadilan untuk kisah cinta manusia 

Kamulah hakimnya

Oh mimin 

Aku sebagai apa ?


Yang mulia, 

Kisah buku harian yang juga kau simpan

Bukan tembang Syahrini , maju mundur maju mundur cuantik

Bukan juga pengemis cintanya ona sutra

Atau menangis ala Rossa karena hati terluka

Sungguh 

kucukupkan ter la lu nya Oma Irama

Sampai malam kembali datang bersama

Derasnya hujan yang meninggalkan rintik

Selimut malam berbisik

" tidurlah an 

 tangisan itu hanyalah rayuan waktu 

Andai engkau cintanya

Diakhir catatan 

Dia akan mengatakan cintanya

tanpa rahasia

Aku mematung tak bergeming

Terdiam dalam selimut tebal

Lalu tertidur meninggalkan waktu yang kau tunggu

Penulis blog

Tidak ada komentar