Catatan Ku
Assalamualaikum
Satu tahun lalu di buku harianku
Ada namamu
Di jendela kamar kecil
Kupandangi rembulan lalu kubisikan bahagiaku detik itu
Bintang bintang mengusung
Layaknya peri yang menari
Indah sekali
Malam kian larut
Hembusan angin menyibak rambut
Mataku perih
Kemudian tak kulihat apa apa kecuali
Surat cinta untukmu
Bukan dariku
Mentari redup sesaat setelah kukabarkan betapa sakit
mendapatkan diri tenggelam dalam kubangan cerca penikmat
Air majnun yang kuhirup
Lejat
Adalah kebodohan yang menyesakkan
Manakala sakitku tak dipandang
Kecuali bangga tersandang sombong bahu kalimat mantra " Jangan marah "
Lalu ku " ach " kan saja bersama gayuh yang menepi
Tak ingin lagi menjadi
Pikirku , Jeda yang kulapat adalah waktu
Yang berkoar pada jeruji besi
Bisik yang perih
Ngilu kupandangi bahasa kalbu
Lalu tak mampu berlalu
Selain mencoba percaya
Setelah kumaknai koma
Di bawah naungan langit
Sujud rebah adalah titah bukan serapah
Bismillah
Kuteguk madu
Pun apapun racun yang terhidang dimeja sudut jendela
Sudah kutelan
Menikmatinya lalu kukatakan
Aku bahagia
Hingga
Kembali kubaca surat cinta yang berbalas barisan kata terangkai hanya sebagai penjaga rasa
Sementara aku
Duduk tepat didepanmu
Hmm
Semesta maya
Jika ada ruang pengadilan untuk kisah cinta manusia
Kamulah hakimnya
Oh mimin
Aku sebagai apa ?
Yang mulia,
Kisah buku harian yang juga kau simpan
Bukan tembang Syahrini , maju mundur maju mundur cuantik
Bukan juga pengemis cintanya ona sutra
Atau menangis ala Rossa karena hati terluka
Sungguh
kucukupkan ter la lu nya Oma Irama
Sampai malam kembali datang bersama
Derasnya hujan yang meninggalkan rintik
Selimut malam berbisik
" tidurlah an
tangisan itu hanyalah rayuan waktu
Andai engkau cintanya
Diakhir catatan
Dia akan mengatakan cintanya
tanpa rahasia
Aku mematung tak bergeming
Terdiam dalam selimut tebal
Lalu tertidur meninggalkan waktu yang kau tunggu
Tidak ada komentar