Humorisasi Jadi Pemersatu Publik (ide cerita :Indonesia Lawyer Club episode siapa dibalik raja baru) (karya CyberTypo)
Banyak isu yang terjadi.
Entah apa yang dipikirkan ibu pertiwi.
Bukan hanya sebatas humorisasi.
Namun sudah meranjah kriminalitas yang perlu dibasmi.
Yang dulu katanya hanya strategi politik.
Namun memecah belah publik.
Satu persatu polemik mengusik.
Menjadi drama yang begitu apik.
Apa lagi ini?.
Ketika semua saling menyalahkan.
Lalu disatukan dengan satu permasalahan.
Mungkin publik butuh hiburan.
Atau mungkin, murni kebodohan.
Sungguh drama yang begitu menarik.
Entah apa yang dapat kita petik.
Selain berkata dunia ini terbalik.
Sambil duduk bersila dan mata melirik.
Sudahlah.
Setidaknya tak lagi ada perbedaan.
Waktunya bersatu dalam kesatuan.
Sudah saatnya salam dan bergandengan.
Biarlah ini menjadi pengalihan.
Aceh, 29 januari 2020
RINDU YANG ABADI
by Zumy
Rindu
ialah anugerah
Yang allah berikan kepada
insan
Tidak dikumandangkan dengan
lisan
Yang ditujukan kepada pemilik
perasaan
Rindu menjelma suatu perasaan
Yang sulit untuk dijelaskan
Apalagi di ucapkan
Rindu ibarat angin
Hanya bisa di rasakan
Tapi tidak bisa di rangkul
Rindu satu kata yang Allah
Ciptakan kepada hamba
Tetapi penuh dengan makna
Yang tidak dapat dipandang
Apalagi dipegang
Namun hanya bisa di rasakan
Wahai rindu
Dari kecil hingga dewasa
Hampir sudah menuju tua
Tak pernah ku jumpa
Tapi selalu ku rasakan
Rindu
Gejolak berkelana mu yang
Allah titipkan dalam hati
Tidak dapat untuk di pungkiri
Tidak dapat jua untuk di henti
Hanya bisa
Menghampiri dan tidak pernah
ada kata pamit dan permisi
Rindu Allah titipkan kepada
seluruh insan
Semua nya berprasaan
Karena rindu ibarat
Satu perahu yang menuju ke
tepian
Ketika jauh susah
Ketika dekat senang
Rindu
Siapakah engkau sebernarnya
Berani beraninya engkau masuk
kedalam jiwa ini
Tapi engkau selalu membisu
Hanya bisa membuat aku
merasakan
Tanpa masa aku melihat mu di
hadapanku
Apakah kamu titipan dari tuhan
Sebagai penghias hidup ku
Aku tidak tau bagaimana wujud
asli mu
Senja Merah di Ujung Nusa
by Far Tueng Bila
Siang mulai menghilang
Senja datang menghias
malam penuh seram
Angin menghembus
kegelisahan dan mencelkam
Dadaku berdebar menanti
mentari datang
Pagi mulai bersemi
Diselimuti pusaka
negeriku
Sang saka merah ilalang
Putih bunga kamboja
sayap terdengar kicau burung gagak kegiaran
Mentari menanti
Menekar aroma bunga
bangkai dan mengunjung jasad Anak negeriku yang terlukai bersimah bumi bertuah
Bersatu dengan penaroma
ufuk barat nan memerah
Tidak ada komentar