RINDU YANG ABADI
by Zumy
Yang
allah berikan kepada insan
Tidak
dikumandangkan dengan lisan
Yang
ditujukan kepada pemilik perasaan
Rindu
menjelma suatu perasaan
Yang
sulit untuk dijelaskan
Apalagi
di ucapkan
Rindu
ibarat angin
Hanya
bisa di rasakan
Tapi
tidak bisa di rangkul
Rindu
satu kata yang Allah
Ciptakan
kepada hamba
Tetapi
penuh dengan makna
Yang
tidak dapat dipandang
Apalagi
dipegang
Namun
hanya bisa di rasakan
Wahai
rindu
Dari
kecil hingga dewasa
Hampir
sudah menuju tua
Tak
pernah ku jumpa
Tapi
selalu ku rasakan
Rindu
Gejolak
berkelana mu yang Allah titipkan dalam hati
Tidak
dapat untuk di pungkiri
Tidak
dapat jua untuk di henti
Hanya
bisa
Menghampiri
dan tidak pernah
ada
kata pamit dan permisi
Rindu
Allah titipkan kepada seluruh insan
Semua
nya berprasaan
Karena
rindu ibarat
Satu
perahu yang menuju ke tepian
Ketika
jauh susah
Ketika
dekat senang
Rindu
Siapakah
engkau sebernarnya
Berani
beraninya engkau masuk kedalam jiwa ini
Tapi
engkau selalu membisu
Hanya
bisa membuat aku merasakan
Tanpa
masa aku melihat mu di hadapanku
Apakah
kamu titipan dari tuhan
Sebagai
penghias hidup ku
Aku
tidak tau bagaimana wujud asli mu
Wanita Pelampiasan
by Far Tueng Bila
Ia tidak menyadari karena yang terjadi begitu nikmat
Dia tidak lupa diri karena yang disesali telah terjadi
Dia tidak menjual diri
Tapi di nikmati dengan rayuan
Bermodalkan janji para buaya untuk dinikahi rela mengkhianati kesucian
harga diri
Lama kelamaan menjadi ketagihan.
Tak terpedulikan siapa saja untuk menikmati tubuh
Yang terpenting uang dan mobil mewah untuk mempromosi kehidupan di berbagai
sosial media
Laksana sang selebriti papan atas.
Tidak berbeda dengan sikupu malam yang mengangkang di atas ranjang demi
uang.
kemewahan terus menyelimuti kehidupan yang penuh dengan kelam hingga ia
lupa usia.
Berpemikiran akan diterima oleh para laki-laki dengan mahar menjulang
tinggi.
Mungkin ia sedang bermimpi
Senja Merah di Ujung Nusa
by Far Tueng Bila
Siang mulai menghilang
Senja datang menghias
malam penuh seram
Angin menghembus
kegelisahan dan mencelkam
Dadaku berdebar menanti
mentari datang
Pagi mulai bersemi
Diselimuti pusaka
negeriku
Sang saka merah ilalang
Putih bunga kamboja
sayap terdengar kicau burung gagak kegiaran
Mentari menanti
Menekar aroma bunga
bangkai dan mengunjung jasad Anak negeriku yang terlukai bersimah bumi bertuah
Bersatu dengan penaroma
ufuk barat nan memerah
MALAIKAT
SUBUH
by Pena Kecil19
Malam yang sunyi
Angin berhembus santai
Menusuk ke sanubari insan
Dimana semua sedang tak
sadarkan diri
Datanglah cahaya mengejutkan
Tapi
Sungguh sayang
Tak satupun yang menghiraukan
Alangkah bodohnya kita
Datang kali yang kedua
Angin kencang memisahkan
Selimut dari badan
Rasanya yang sangat dingin
Membuat kita terbangun
Tapi
Tidak ada satupun yang peka
Terhadap jemputannya
Malah kita tenggelam
Dalam lautan mimpi
Seakan itu nyata di hadapan
kita
Tidak ada komentar