Seiring perkembangan zaman dan tekhnologi, dapur pun menjadi salah satu tempat yang mengikuti arus pergeseran zaman, mulai dari peralatannya rata-rata sudah moderen dan semakin kekinian. Peralatan tradisional pun mulai perlahan-lahan terasa asing di kalangan masyarakat pada saat ini, seperti reungkan yang dahulu adalah salah satu pelengkap peralaran-peralatan dapur.
Reungkan adalah perlengkapan dapur traditional yang terbuat dari anyaman daun kelapa yang masih muda, yang dijadikan sebagai tempat untuk menyimpan berbagai perlengkapan memasak, seperti cabai, tomat, bawang, dan berbagai perlengkapan lainnya. Ada pula reungkan yang dijadikan sebagai alas untuk meletakkan peralatan dapur seperti panci, kuali dan alat-alat masak lainnya.
Untuk membuat reungkan umumnya masyarakat Aceh menggunakan daun kelapa yang masih muda (janur), dikarenakan jika daun yang sudah tua, bagian tengahnya yaitu lidi sudah mengeras, jadi sudah susah untuk dibentuk atau dianyam.
Dalam membuat reungkan ini tergolong agak sulit, mulai dari memilih daun kelapa, merangkai dengan melihat dan memilih sisi ruas susunannya, melintir sisi bawahnya, kemudian menyusun dengan menyilang dan memutar-mutar daun kepala dengan teliti sampai tidak ada yang patah atau terbalik, dan itu dilakukan berulang-ulang dengan lilitan dan putaran yang sama sampai menjadi sebuah reungkan dengan bentuk yang bagus. (Raudhatul Jannah)
Tidak ada komentar