BERITA DAERAH

Sejarah Awal Terbentuknya Akhia (Akhwat khalaqah Ilmu Agama)

Walies MH
Juli 10, 2021
0 Komentar
Beranda
BERITA
DAERAH
Sejarah Awal Terbentuknya Akhia (Akhwat khalaqah Ilmu Agama)

AKHIA diresmikan pertama kali di Banda Aceh pada tanggal 28 Dhulhijjah 1439 atau bertepatan pada tgl 9 september 2018 oleh Al faqir, Al haqir seorang hamba Allah. Moment istimewa tersebut adalah hari pertama pula pengajian ini bermula. Awal dari semua kisah pengajian kita yang selanjutnya. Itulah hari pertama, kita mengenal semangat hijrah. Saling memotivasi. Menjaga diri. Mengenal bahwa betapa indahnya wanita dengan sifat-sifat jenaka pada dirinya. Itulah pula hati pertama, manakala kita benar-benar yakin untuk memilih menjadi wanita yang tersembunyi.

Selain khusus akhwat, terkadang AKHIA juga menjadi majlis pengajian untuk umum, manakala yang mengasuh pengajian saat itu adalah Al haqir, Al faqir Hamba Allah yang penuh kekurangan ini

Apakah kita rindu?, Iya rindu. Buktinya, Kegiatan AKHIA, untuk saat ini, adalah pengajian Tastafi yang berulang-ulang, pada tempat yang sama, jam yang sama, juga masih di hari libur masing-masing, orang-orang yang sama pula (aku dan kamu). Tapi, tapi kita masih hadirkan. Masih setia dengan banyak kalam hikmah yang disampaikan oleh semua guru-guru kita.

Menyimak sejarah AKHIA, itu berarti juga menyimak sejarah kita. Sama dengan menghitung kembali sudah berapa kali kita berjuang dengan serba keterbatasan agar sampai di majlis pengajian. Menjadi satu diantara ribuan penuntut ilmu, yang belajar, mengambil, mengajak, dan menyebarkan pengetahuan.

Iya, bersama AKHIA, Kita jadi bersemangat. Sekarang, kita ingin sekali menjadi seperti Siti Fatimah yg penuh kesabaran berada dalam kondisi yang sulit bersama Sayyidina Ali. Ingin menjadi seperti Asiah yang mampu mempertahankan imannya meski disiksa pedih oleh Fir’aun. Ingin menjadi seperti Maryam binti Imram yg amat cantik tapi teramat pandai menjaga kehormatannya, tersembunyi dari orang-orang, namun namanya semerbak wangi sampai sekarang. Juga ingin seperti Siti Khadijah, yang memiliki harta berlimpah, dan pada akhirnya menjadi miskin demi agama Allah.

Penulis : Ulfa Melati

Penulis blog

Tidak ada komentar