Kenduri maulid Nabi sudah menjadi adat kebiasaan bagi umat muslim di seluruh dunia. Dalam pelaksanaannya setiap Negara maupun daerah memiliki ciri khas dalam pengadaannya. Masyarakat Aceh khususnya gampong Alue Merbau misalnya dalam pengadaan kenduri maulid, setiap masyarakat dari berbagai kalangan berlomba-lomba untuk mengadakan kenduri maulid yang biasanya dipersiapkan jauh dari hari-hari yang telah ditentukan. Ada yang membawa ke masjid dan ada pula yang yang mengadakan dirumah masing-masing. Biasanya setiap pengadaan kenduri masyarakat akan memanggil seorang ustadz atau tengku untuk memimpin dalam pelaksaan kenduri.
Hidangan yang disiapkan biasanya memiliki ciri khas seperti nasi minyak atau nasi lemak, proses pembuatan nasi minyak cukup terbilang unik, hal ini dikarenakan masyarakat Gampong Alue Merbau yang masih kental akan tradisi membuat minyak khusus dari pati kelapa yang dicampur dengan rempah, kemudian di proses dalam beberapa jam dan di endapkan selama kurang lebih satu bulan. Selain nasi beraneka ragam lauk juga disajikan mulai dari gulai kambing hingga telur menjadi pendamping nasi, dan juga pulut kuning yang sering menjadi rebutan bagi anak-anak.
Suasana maulid merupakan salah satu pengikat bagi orang Islam, dimana masyarakat yang mengadakan maulid akan mengundang masyarakat gampong sebelah untuk menghadiri maulid ditempat pengadaan maulid. Hal ini membuktikan bahwa maulid nabi menjadi salah satu pengikat persaudaraan antara sesama umat muslim. Dan juga menyenangkan hati anak anak yatim yang menjadi prioritas dengan memberikan santunan kepada mereka.
Pada malam harinya masyarakat mengambil hikmah atau pembelajaran melalui ceramah atau dahwah yang disampaikan oleh ustadz atau tengku. Dari sejarah kehidupan nabi hingga perkembangan zaman yang dapat diambil hikmah atau pembelajaran bagi masyarakat di gampoeng Alue Merbau. Dengan adanya tradisi seperti ini diharapkan masyarakat akan senantiasa menjaga ukhuwah diantara sesame masyararat dan semakit erat tali persaudaraan sehingga tidak tergurus zaman globalisasi.
Penulis : Hanni Sukma dan Juliana (Mahasiswa KKN 2021, Jurusan PGMI, IAIN Langsa)
Tidak ada komentar