Gadget merupakan
teknologi yang saat ini hangat diperbincangkan serta pengunaannya meningkat
setiap harinya. Hal ini adalah salah satu yang mempengaruhi kehidupan manusia
baik segi cara berfikir maupun tingkah laku. Penggunaan gadget tidak
hanya mempengaruhi orang dewasa saja, tetapi juga mempengaruhi anak-anak,
terutama Anak SD.
Siswa Sekolah Dasar mengalami perkembangan dalam tahap berinteraksi dan
rasa ingin tau terhadap lingkungannya. Biasanya anak senang dengan sesuatu yang
baru saja didapatnya, apalagi melalui aktivitas bermain. Hal tersebut biasanya
dipecahkan melalui Gadget, karena mereka paham bahwa gadget bisa
memecahkan rasa penasaran. Padahal diumurnya yang masih dikategorikan anak-anak
seharusnya bermain dengan teman-teman seumurnya.
Tidak dapat dipungkiri, gadget sangat mempengaruhi setiap kalangan
dari orang Dewasa hingga anak-anak. Laptop, tablet, smartphone dan lainnya
sangat mudah ditemui sehari-hari. Untuk itu, Gadget bukan menjadi barang
yang mewah pada zaman sekarang, karena siswa pun sudah diberikan orang tuanya
sendiri agar orang tua tidak harus selalu mendampingi anak bermain. Anak-anak tentunya sangat
senang ketika orang tuanya memberikan gadget seperti smartphone, hal itu
sangat mempengaruhi kemampuan interaksi sosial pada setiap anak.
Gadget adalah suatu instrumen yang mempunyai
fungsi praktis yang dirancang lebih canggih dibandingkan dengan teknologi yang
diciptakan sebelumnya. Gadget membuat hidup manusia lebih mudah dan
lebih menghemat waktu. Hakikatnya, gadget diciptakan agar adanya
kemudahan masyarakat dalam berkomunikasi. Tanpa memerlukan waktu dan biaya yang
banyak. Menurut Brandlun komunikasi timbul didorong kebutuhan untuk menggurangi
rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat
ego. Dapat disimpulkan bahwa gadget merupakan alat/media yang digunakan untuk
mempermudah komunikasi manusia dalam interaksi sosial.
Siswa sekolah Dasar adalah anak yang berumur 7-12 tahun yang mulai memiliki
rasa ingin tahu yang tinggi dan mencoba mencari tahu, bereksperimen suatuu hal
yang dianggapnya menarik. Menurut Piaget (suyanto, 2003) anak mempunyai 4
tahapan perkembangan kognitif yaitu tahapan sensori motorik (0-2 tahun), pra
operasional konkrit (2-7 tahun), operasional konkret (7-11 tahun) dan
operasional formal (11 tahun keatas).
Interaksi adalah ketika dua atau lebih objek yang dapat melakukan
kegiatan/tindakan yang mempengaruhi atau memiliki efek satu dengan yang
lain.sedangkan sosial menurut KBBI adalah hal yang berhubungan dengan
masyarakat dan tetap memperhatikan kepentingan umum. Dapat ditarik kesimpulan
bahwa interaksi sosial adalah hubugan yang terjadi dalam sekumpulan individu
yang berkaitan baik dalam melakukan tindakan sosial maupun berkomunikasi.
Perkembangan perilaku sosial bisa dilihat ketika adanya minat terhadap
aktivitas teman sejawatnya dan adanya keinginan untuk ikut dalam suatu
kelompok, dan tidak merasa senang ketika sesuatu yang tidak berhubungan dengan
teman-temannya.
Karakteristik interaksi sosial menurut (Gerungan,2010) interkasi sosial itu
memiliki karakteristik yang dinamis dan tidak statis. Yang artinya interaksi
sosial selalu mempunyai sesuatu yang baru, bergerak tidak monoton yang hanya
itu-itu saja. Bentuk-bentuk interaksi menurut (Gerungan, 2010) yaitu:
1. Interaksi antar status, adalah hubuungan antara dua pihak yang berbeda bersifat formal. Sehingga masing-masing dapat melakukan interaksi berdasarkan status masing-masing. Contohnya: peserta didik dengan orang tua.
2. Interaksi antar kepentingan, adalah hubungan antara pihak individu yang beriorinterasi kepentingan dari masing-masing pihak.
3. Interaksi dengan keluarga, adalah hubungan yang relatif tinggi dan berbentuk informal. Hubungan yang terjadi antar pihak yang mempunyai hubungan sedarah
4. Interaksi antar persahabatan, adalah interaksi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan adanya komunikasi dan saling menguntungkan sehingga mempunyai suatu hubungan kekerabatan.
Kesimpulan yang didapatkan yaitu banyak anak yang menginginkan gadget
sehingga para orang tua memberikan dnegan tujuan seperti mengenalkan teknologi
kepada anak atau agar anak tidak cepat bosan, bagi orang tua, anak bisa
bersosialisasi dengan gadget dikarenakan teman sejawatnya menggunakan
benda tersebut dan gadget juga mempunyai informasi yang sangat besar
sehingga membantu orang tua dalam hal memberikan pendidikan. (Nurrachmawati,2014)
Terkadang gadget juga dapat diberikan agar anak dapat mengalihkan
perhatiannya, sehingga tidak menggangu pekerjaan orang tuanya. Para orang tua
memfasilitasi gadget untuk anaknya yang masih berusia SD (widiawati
& Sugiman, 2014).
Ketergantungan terhadap gadget pada anak dikarenakan lamanya durasi
anak menggunakan gadget. Menggunakan gadget dengan waktu yang
lama dan dilakukan terus menerus maka akan membuat anak mennjadi anti sosial.
Hal tersebut menjadikan anak seorang individualis dan ia lupa untuk
bekomunikasi kepada orang lain dan beinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
(simamora,2016). Berikut adalah tanda anak usia SD yang kecanduan dengan gadget
antara lain:
1. Hanya berbicara tentang teknologi, atau game yang sedang banyak dibicarakan.
2. Melakukan segala cara agar dapat mengakses gadget
3. Tidak punya waktu untuk belajar
4. Tidak mempunyai keinginan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Dari tanda-tanda tersebut bisa dilihat bahwa penggunaan gadget untuk
siswa usia SD dapat mengurangi interaksi sosialnya baik dengan orang tua,
tetangga, teman bahkan guru di sekolahnya. Dengan itu, perlunya orangtua untuk tetap
mengawasi dan memberikan aturan untuk tidak terlalu sering menggunakan gadget
yang sangat berdampak negatif untuk
pembelajaran dan interaksi sosial anak (Ameliola,2013).
Kesimpulan Gadget merupakan salah satu teknologi yang mempengaruhi
pola pikir manusia. Hubungan gadget dengan interaksi sosial pada siswa
memberikan dampak negatif yang besar. Dikarenakan banyak siswa SD yang tidak
peduli dengan sekitar, tidak ingin berbaur dan berkounikasi kepada orang lain.
Siswa hanya kecanduan dengan dunia maya seperti game saja. Gadget juga
berpengaruh dalam pergaulan sosialnya. Seperti contoh ketika sanak saudara
datang, mereka tidak ingin keluar kamar untuk berbaur, mereka berdiam diri di
kamar dengan gadgetnya. Hal tersebut menjadikan siswa menjadi orang yang
asing, tidak ingin berbaur sama keluarganya.
Dampak lain ialah anak sulit berinteraksi dengan lingkungan baru, bahkan
tidak peka terhadap lingkungannya. Hal tersebut sangat berbahaya terhadap
perkembangan sosial siswa SD. Sebagai orang tua dan guru di sekolah sebaiknya
tetap menjaga serta membimbing anak agar tetap berinteraksi sosial.
Penulis : Zahwa Nazhifa Zulfa
Tidak ada komentar