Artikel oleh : Fitriana (Mahasiswi Manajemen Keuangan Syariah Institut Agama Islam Negeri Langsa (IAIN Langsa) – Aceh)
Kehidupan ini ibarat roda yang berputar, semua serba cepat selalu bergerak dan berubah tidak ada yang tetap, terus menerus tampa henti. Demikian pula kondisi manusia yang selalu berubah setiap saat. Karena sifatnya yang dinamis dalam upaya meraih masa depan yang lebih baik dan gemilang. Indonesi adalah negara agraris yang memiliki potensi alam melimpah ruah yang mendukung status sebagai negara agraris. Dengan sebagian besar masyarakatnya bermukim di pedesaan dan bermata pencaharian menjadi nelayan. Maka sumber daya fisik utama yang paling penting dalam kehidupan mayarakat pedesaan tersebut adalah tanah atau lahan pertanian. Salah satu fungsi utama kegiatan ekonomi masyarakat pedesaan di Indonesia adalah melakukan berbagai macam kegiatan produksi terutama di sektor pertanian dengan orientasi hasil produksinya untuk memenuhi kebutuhan pasar, baik di tingkat desa itu sendiri maupun di tingkat lain yang lebih luas. Dengan demikian mudahlah dimengerti apabila sebagian besar warga masyarakat pedesaan melakukan kegiatan utamanya dalam kegiatan pengolahan dan pemanfaatan lahan pertanian dan lainnya.
Dengan berusaha sebagai nelayan, masyarakat pedesaan berusaha meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan. Namun nelayan juga sangat tergantung pada tingkat iklim, curah hujan dan lainnya. Tetapi ini bukan suatu keadaan yang dapat dijadikan sebagai pedoman untuk memperoleh hasil. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut, masyarakat pedesaan mengalihkan kegiatan ekonominya ke sektor lain. Misalnya peternakan, perdagangan dan berbagai industri kecil. Perkembangan dan pertumbuhan suatu industri kecil dalam suatu wilayah pedesaan, ditopang oleh kerja keras dan jiwa kewiraswastaan yang tinggi oleh masyarakat desa pendukung industri tersebut. Di samping dari teknologi, modal, tenaga kerja dan kedisiplinan serta peran serta pemerintah. Pertumbuhan industri di daerah pedesaan itu memungkinkan daerah tersebut tumbuh menjadi daerah industri balok kayu dengan segala akibat positif dan negatifnya, yang kemudian akan membawa perubahan-perubahan dalam masyarakat. Termasuk di sini adalah masyarakat Desa Balingkarang Aceh Tamiang dengan perkembangan industri kerajin membuat sampan/boat. Desa Balingkarang Aceh Tamiang. Dusun ini bukan merupakan satu-satunya dusun yang mempunyai boat/sampan penyebrangan. Masyarakat Desa Balingkarang Aceh Tamiang yang tidak terlibat dalam kegiatan industri kecil beraktivitas mengelola sampan/boat penyebrangan, selebihnya ada yang menjadi pedagang, buruh dan lain-lain. Mereka yang bermata pencaharian sebagai pengrajin sampan, biasanya mengelola lahan balok kayu mereka dan menanam kopi, melaut dan lainnya. Industri ini merupakan industri kecil yang dirintis oleh para masyarakat sekitar yang secara otomatis dulunya mewarisi seluruh sumber daya utama di desa tersebut. Kegiatan warga masyarakat di lapisan ini, lebih melakukan kegiatan di luar pertanian, seperti perdagangan, dan pendidikan. Maka tidak heran jika masyarakat pada lapisan inilah yang pertama kali membuka usaha di bidang perdagangan, yaitu berwiraswasta.
Dalam perkembangan selanjutnya, usaha industri kecil ini tidak hanya ditekuni oleh para petani saja. Tetapi, warga masyarakat dari kalangan biasa pun mulai menekuni usaha ini. Lambat laun masyarakat Desa Balingkarang Aceh Tamiang yang memiliki modal dan pengetahuan usaha dapat mendirikan industri kecil ini. Hingga sekarang usaha ini menjadi mata pencaharian yang banyak ditekuni oleh masyarakat, di samping dari sebagai nelayan yang merupakan mata pencaharian pokok masyarakat desa ini. Para pekerja didominasi oleh pekerja wanita, baik remaja maupun ibu rumah tangga. Sedangkan dari segi non fisik, masyarakat Desa Balingkarang Aceh Tamiang baru terkenal memilliki jiwa kewiraswastaan yang tinggi. Terbukti dari tetap dengan berjualan ikan hasil tangkapan, hingga saat ini, sampai mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang cukup tinggi. Dengan perkembangan dan pertumbuhan tersebut, secara langsung maupun tidak langsung berdampak dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Dampak atau pengaruh tersebut dapat bersifat positif maupun negatif, yang dapat mengakibatkan suatu pergeseran. Pergeseran masyarakat yang tadinya bersifat agraris menjadi masyarakat industri. Masyarakat pedesaan yang bersifat paguyuban (Gemeinschaf ) sedikit demi sedikit bergeser menjadi masyarakat perkotaan yang bersifat patembayan (Gesellschaft ). Hal ini sesuai dengan teori yang menerangkan adanya dua tipe masyarakat yaitu masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan.
Masyarakat yang selama ini tergantung pada tanah sebagai modal utama dalam pertanian pada dasarnya membentuk suatu kebudayaan yang berbeda dengan masyarakat indusrti. Dalam bidang seperti ini, yaitu pertanian pembagian kerja ataupun lapangan kerja lebih sedikit variasinya. Hampir semua warga masyarakat juga mempunyai keahlian yang diperlukan dalam usaha ini. Di samping itu karena masyarakat pertanian telah berkembang dari jaman kejaman maka dalam teknologinya terdapat kemantapan dari waktu kewaktu, yang pada dasarnya juga berbeda dengan teknologi industri. Desa Balingkarang Aceh Tamiang ini sudah lama berdiri dan masih menggunakan teknologi sederhana. Namun, tetap saja perangkat kerja atau pun teknologi yang digunakan tidak sama dengan teknologi pertanian. Tentunya tenaga kerjanyapun membutuhkan ketrampilan yang berbeda, di samping keuletan. Dengan demikian perangkat kerja yang masuk kedalam masyarakat ini selain membawa teknologi industri juga membawa masyarakat yang lebih majemuk. Baik dalam kebudayaan, kehidupan ekonomi, maupun keahlian atau ketrampilan, yang lama kelamaan akan membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat.
Perkembangan kehidupan sosial ekonomi masyarakat, termasuk struktur sosialnya antara lain status sosial. tingkat pendidikan dan peranan wanita dalam keluarga. Tingkat pendidikan masyarakat Desa Balingkarang Aceh Tamiang sedikit demi sedikit mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan perekonomian masyarakat yang disebabkan adanya tambahan pendapatan dari berjualan ikan dan sewa menyewakan sampan. Di samping dari kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya pendidikan dan kemajuan zaman. Terjadi pula perubahan status sosial masyarakat. Masyarakat yang berpendidikan tinggi mempunyai status sosial yang tinggi pula dalam masyarakat. Sedangkan perubahan peran wanita yang terjadi lebih pada ke ikut sertaan wanita dalam membantu perekonomian keluarga.
Mata pencaharian masyarakat Desa Balingkarang Aceh Tamiang mayoritas masih disektor perdagangan. Tidak sepenuhnya masyarakat berpindah mata pencaharian. Banyak masyarakat yang memiliki mata pencaharian ganda atau lebih. Misalnya masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan merangkap menjadi berjualan, kuli dan sebagainya. ini memberikan tambahan pendapatan bagi sebagian masyarakat. Ada yang menganggap bahwa berjualan merupakan usaha tambahan. Namun ada pula yang menganggap berjualan ikan merupakan pekerjaan pokok.
Tidak ada komentar