ARTIKEL BERITA DAERAH

Pengemasan Terasi Desa Simpang Lhee Kecamatan Langsa Barat

Walies MH
Februari 11, 2022
0 Komentar
Beranda
ARTIKEL
BERITA
DAERAH
Pengemasan Terasi Desa Simpang Lhee Kecamatan Langsa Barat

Penulis :  Syawal rizky & Ilham syahputra (mahasiswa IAIN langsa jurusan ekonomi syariah)

Banyak orang yang merasa kebingungan, saat akan menyimpan terasi agar tahan lama dan bisa dipergunakan kembali saat di perlukan. Karenanya, ada baiknya harus mengetahui cara menyimpan terasi yang baik dan tidak menimbulkan bau di dapur rumah. Pada saat membeli terasi, periksa dengan seksama kemasannya. Pilih kemasan yang utuh dan tidak sobek agar terhindar dari kontaminasi akibat kotoran dan kuman dari luar. Warna asli terasi adalah cokelat kehitaman, sedangkan terasi yang berwarna kemerahan adalah terasi telah ditambahkan zat pewarna. Perlu diwaspadai,  jika zat pewarna tersebut merupakan rhodamin B, yakni jenis zat pewarna yang biasanya banyak dipakai untuk pewarna pakaian/tekstil. Terasi yang terbuat dari bahan segar, memiliki aroma yang segar pula. Oleh karenanya, hindari membeli terasi yang memiliki aroma menyengat. Aroma yang tak sedap, menunjukkan kualitas kualitas terasi tersebut kurang bagus. Dalam proses pembuatan dan fermentasinya, terasi biasanya telah diberi garam. Baiknya anda mengurangi jumlah garam saat membuat hidangan yang memakai terasi. Cara-cara pengemasan sangat erat berhubungan dengan kondisi komoditas atau produk yang dikemas serta cara transportasinya. Pada prinsipnya pengemas harus memberikan suatu kondisi yang sesuai dan berperan sebagai pelindung bagi kemungkinan perubahan keadaan yang dapat memengaruhi kualitas isi kemasan maupun bahan kemasan itu sendiri. Kemasan dapat digolongkan berdasarkan beberapa hal antara lain:

1. Frekuensi Pemakaian

  • Kemasan Sekali Pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik es, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, makanan kaleng.
  • Kemasan yang Dapat Dipakai Berulang Kali (Multi Trip), seperti beberapa jenis botol  minuman (limun, bir) dan botol kecap. Wadah-wadah tersebut umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik.
  • Kemasan yang Tidak Dibuang (Semi Disposable). Wadah-wadah ini biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai, misalnya kaleng biskuit, kaleng susu, dan berbagai jenis botol. Wadah-wadah tersebut digunakan untuk penyimpanan bumbu, kopi, gula, dan sebagainya.

2. Struktur Sistem Kemas Berdasarkan letak atau kedudukan suatu bahan kemas di dalam sistem kemasan keseluruhan dapat dibedakan atas:

  • Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol minuman, bungkus tempe)
  • Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus, keranjang tempe, dan sebagainya.
  • Kemasan Tersier dan Kuartener, yaitu apabila masih diperlukan lagi pengemasan setelah kemasan primer, sekunder dan tersier. Umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.

3. Sifat Kekakuan Bahan Kemas

  • Kemasan fleksibel, yaitu bila bahan kemas mudah dilenturkan, misalnya plastik, kertas, foil.
  • Kemasan kaku, yaitu bila bahan kemas bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan, patah bila dipaksa dibengkokkan. Misalnya kayu, gelas, dan logam.
  • Kemasan semi kaku/semi fleksibel, yaitu bahan kemas yang memiliki sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku, seperti botol plastik (susu, kecap, saus) dan wadah bahan yang berbentuk pasta.

4. Sifat Perlindungan Terhadap Lingkungan

  • Kemasan Hermetis, yaitu wadah yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, misalnya kaleng dan botol gelas.
  • Kemasan Tahan Cahaya, yaitu wadah yang tidak bersifat transparan, misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan yang difermentasi.
  • Kemasan Tahan Suhu Tinggi, jenis ini digunakan untuk bahan pangan yang memerlukan proses pemanasan, sterilisasi, atau pasteurisasi.

5. Tingkat Kesiapan pakai

  • Wadah Siap Pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya.
  • Wadah Siap Dirakit atau disebut juga wadah lipatan, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.

kemasan terasi dikembangkan karena masyarakat yang meproduksi terasi masih menggunakan cara-cara tradisional dalam pengemasannya, antara lain masih menggunakan kertas koran, daun atau plastik biasa yang tidak memperhatikan segi hygienisnya. Pada tahun 2022 desa simpang lhee langsa langsa barat, melakukan kegiatan pembuatan inovasi desain kemasan terasi. Kemasan terasi udang menggunakan jenis plastik polipropelin 0,6 mm dan kemasan sekunder; kertas karton/kardus, dengan metode pengemasan wrapping sebagai kemasan primer dan kardus sebagai kemasan sekunder. melalui kemasan yang dilakukan diperoleh keuntungan  design sesuai trend pasar, nilai produk/harga meningkat, masa simpan lebih lama, dan target pasar lebih luas.

Setelah itu adonan terasi dicetak menggunakan tangan dan menggunakan alas batu dengan berat masing-masing terasi 1 kg. Kemudian terasi siap untuk dikemas dan dijual.

Dalam masakan tradisional , bumbu masakan yang satu ini memang sudah tidak asing lagi. Pemakaian terasi bisa bermanfaat untuk memberi rasa gurih dengan aromanya yang khas. Selain itu, terasi udang rebon memiliki kegunaan antara lain :

1. Penambah rasa gurih

Terasi merupakan bahan penambah rasa gurih dengan aroma khas yang menggugah selera untuk berbagai jenis makanan terutama sambal, tumisan maupun hidangan berkuah. Terasi jarang dikonsumsi secara langsung dan tersendiri, biasanya digunakan dalam jumlah yang relatif sedikit dan dicampurkan dengan bahan lain.

2. Banyak kandungan gizi di dalamnya

Terasi udang rebon memiliki banyak kandungan gizi yang menyehatkan bagi tubuh manusia. Kandungan unsur gizi dalam proses 100 gr terasi menurut Suprapti (2001) sebagai berikut: protein 30 gr, lemak 3,5 gr, karbohidrat 3,5 gr, mineral 23 gr, kalsium 0,1 gr, fosfor 0,25 gr, besi 0.0031 gr, dan air 40 gr.

3. Bahan campuran pembuatan kerupuk

Pembuatan kerupuk pastinya juga memerlukan terasi yang berkualitas untuk menentukan mutu dari hasil 

Agar terasi memiliki ketahanan yang cukup lama dan tidak menimbulkan bau yang tajam pada dapur, sebaiknya simpan terasi mentah atau yang telah digoreng / dibakar dalam wadah tertutup. 


Penulis blog

Tidak ada komentar