ARTIKEL BERITA CERITA

Produksi dan Pendapatan Usaha Terasi di Desa Kuala Penaga

Walies MH
Februari 28, 2022
0 Komentar
Beranda
ARTIKEL
BERITA
CERITA
Produksi dan Pendapatan Usaha Terasi di Desa Kuala Penaga

Nama : Rika Andriani (KPM-ks Prodi Perbankan Syari'ah)

Desa Kuala Peunaga merupakan salah satu gampong yang ada di kecamatan Bendahara, kabupaten Aceh Tamiang, provinsi Aceh dengan jumlah penduduk kurang lebih sekitar 300 jiwa dan terdiri dari tiga dusun yaitu Dusun Singgah Mata, Dusun Alur Puntung, dan Dusun Ujung Baru.

Desa ini terletak di pesisir dengan jarak tempuh 20 km dari Jalan Lintas Sumatera Medan Banda Aceh di Simpang Opak Aceh Tamiang. yang mata pencaharian penduduknya adalah sebagian sebagai nelayan dan mengolah hasil tangkapannya, Dimana salah satu hasil olahannya yaitu terasi. Salah satu produk olahan dari hasil perikanan sebagai usaha pemanfaatan ikan atau udang yang berkualitas adalah terasi.

Masyarakat Kuala Peunaga sebagai masyarakat nelayan di dalam kehidupan sehari-harinya memiliki permasalahan yang sama dengan masyarakat nelayan lainnya. Kemiskinan adalah salah satu masalah yang dihadapi masyarakat nelayan di Desa Kuala Peunaga. Ketidakberdayaan mereka dalam faktor ekonomi di dalam kehidupan sehari-hari ini diakibatkan oleh penghasilan yang tidak menentu dan cenderung kecil.

Terasi merupakan produk perikanan yang bahan baku biasa digunakan untuk terasi berkualitas baik adalah udang. Jenis udang yang digunakan ialah udang rebon. Udang rebon adalah salah satu hasil laut dari jenis udang-udangan yang sangat kecil dibandingkan jenis udang lainya.

Tangkapan udang rebon yang melimpah di Pesisir Kecamatan Seruway dimanfaatkan oleh masyarakat nelayan untuk diproduksi menjadi terasi yang telah dilakukan secara turun temurun dan salah satunya dilakukan oleh Kelompok Camar Laut. Usaha terasi Kelompok Camar Laut tergolong pada usaha kecil menengah beranggotakan rumah tangga nelayan Desa Dusun Nelayan Kampung Kuala Pusung Kapal Kecamatan Seruway Kabupaten Aceh Tamiang. Hasil produksi yang berjumlah 20-30 kg perhari dirasakan masih sangat kecil dibandingkan jumlah hasil tangkapan yang melimpah disebabkan usaha ini masih dilakukan secara tradisional.

Ukuran udang yang sangat kecil, sehingga udang ini disebut dengan udang rebon. Di Mancanegara, udang ini lebih dikenal dengan terasi shrim karena memang udang ini merupakan bahan baku utama pembuatan terasi. Sedangkan terasi bermutu rendah biasanya dibuat dari limbah ikan, sisa ikan sortiran dan berbagai jenis ikan kecil (teri) atau udang kecil.

Menurut Datok Desa Dan Pembuat terasi (2021), terasi di Kecamatan Bendahara merupakan terasi yang dalam pembuatannnya diolah secara tradisional tanpa bahan pengawet dan bahan pewarna. Namun ketahanan terasi cukup lama dengan cita rasa yang tidak berubah. Terasi ini diolah menggunakan campuran bahan baku udang kecil dan garam.

Sebutan terasi tutok pada terasi hasil olahan UKM camar laut, erat kaitannya dengan proses penumbukan bahan mentah dan hasil fermentasi terasi setengah jadi yang memanfaatkan alu dari kayu. Alu digerakkan oleh tenaga manusia, sehingga kapasitasnya dalam mengolah bahan baku sangat terbatas, oleh karena itu dibutuhkan sentuhan teknologi untuk memperbesar kapasitas produksi dari terasi yang dihasilkan.

Selain itu, proses pengolahan terasi identik dengan proses pengolahan yang unhygienic karena cenderung dilakukan.secara tradisional dan dengan pengetahuan yang minim mengenai proses pengolahan yang baik oleh para pelaku usahanya. Perbaikan terhadap alur proses pengolahan terasi di tingkat pelaku usaha sangat dibutuhkan dalam rangka membantu pelaku usaha meluaskan distribusi usahanya, bersaing sehat di tingkat pasar dengan industri pengolah terasi skala besar dan mengembalikan kepercayaan konsumen terhadap proses pembuatan terasi pada Usaha Kecil Menengah.

Penggunaan kayu sebagai alat pengolah makanan diketahui kurang memenuhi persyaratan dikarenakan adanya pori pada kayu yang memungkinkan mikroorganisme berkembang biak pada pori akibat dari proses pembersihan yang kurang baik.

Terasi atau belacan dikenal sebagai bumbu masak yang dibuat dari fermentasi ikan dan udang rebon. Terasi berbentuk seperti adonan atau pasta dan berwarna merah-coklat. Bentuk terasi pun berbagai macam dari bulat hingga persegi panjang. Bumbu yang satu ini, bisa digunakan dalam berbagai jenis masakan.

Terasi punya aroma dan rasa yang sangat kuat. Biasanya terasi dibakar atau digoreng dulu sebelum digunakan pada masakan untuk memunculkan rasa dan aroma yang lebih nikmat. Penggunaan. terasi juga akan membuat masakan jadi punya rasa dan aroma yang lebih kaya. 

Didalam proses mengembangkan usaha produsen terasi, mereka akan memiliki beberapa tahapan, setelah melewati tahapan.pengumpulan bahan dasar kemudian mengolahnya sehingga menjadi terasi yang sudah siap untuk diedarkan. Maka selanjutnya masuk ke dalam tahapan mendistribusikan terasi agar cepat mendapat keuntungan.

Peluang ini lah yang memunculkan agen-agen besar di Desa Kuala Peunaga, agar produk terasi yang dihasilkan tidak hanya untuk dikonsumsi sendiri, tetapi juga dapat dipasarkan ke luar daerah, bahkan sampai ke luar Pulau Sumatera.

Namun sayangnnya agen agen besar tersebut membeli dengan harga yang bisa dikatakan murah. Mereka membeli terasi kami itu murah, tapi ya gimana kami juga tidak tau memasarkan terasi kami di luaran sana, apalagi saat hujan, jalan jelek. Jadi ya mau tidak mau kami menjual untuk memenuhi kebutuhan sehari hari kami ( kata para pembuat terasi kuala penaga ).

Padahal Dapat dikatakan bahwa, produk terasi merupakan salah satu hal yang meningkatkan taraf kehidupan perekonomi masyarakat desa kuala peunaga. Masyarakat tidak perlu merantau untuk mencari pekerjaan di Kota orang, melainkan dengan memanfaatkan hasil-hasil laut untuk diproduksi dan mengembangkan produk-produknya agar bisa lebih bersaing di pasaran kedepannya.

Penulis blog

Tidak ada komentar