Ditulis oleh Ranji Julian Santika ( Mahasiswi IAIN Langsa, KPM KS, Prodi Bimbingan Konseling Islam)
Gampong Geudubang Jawa dikenal sebagai salah satu Gampong terbersih serta meraih bebagai macam prestasi. Selain itu, Gampong Geudubang Jawa juga memiliki berbagai macam kearifan lokal, salah satunya yaitu pembuatan tempe. Tempe adalah salah satu makanan yang terbuat dari fermentasi kacang kedelai yang dapat dijadikan berbagai macam olahan makanan.
Bisnis pembuatan tempe ini dibentuk oleh nenek Samini sejak tahun 1970. Pembuatan tempe ini memakai kacang impor yang memiliki kualitas yang lebih bagus daripada kacang lokal. Untuk pembungkusan tempe ini sendiri menggunakan daun pisang yang dipesan dari Kuala Simpang yang dikirim dua hari sekali. Dalam waktu sehari, pembuatan tempe ini menghabiskan 18 kg kacang kedelai untuk sekali pembuatan tempe. Dalam proses pembuatan tempe ini nenek Samini dibantu oleh dua orang karyawan.
Pembuatan tempe ini dilakukan setiap hari. Cara pembuatannya, diawali dengan merebus kacang kedelai hingga mendidih, lalu kacang yang sudah matang diangkat kemudian di diamkan atau difermentasi selama satu malam. Keesokaan harinya, kacang tersebut digiling dan dicuci bersih, kemudian direbus kembali hingga matang, lalu diangkat. Setelah itu, kacang yang sudah diangkat lalu ditiriskan dan didinginkan. Setelah kacang menjadi dingin lalu ditaburi ragi hingga merata, lalu kacang pun siap untuk dibungkus menggunakan daun pisang. Setelah semua kacang selesai dibungkus, maka kacang akan disimpan selama satu malam. Kemudian keesokan harinya tempe siap untuk dijual ke warung-warung. Proses pembuatan tempe ini memakan waktu dua hari agar kacang menjadi tempe. Untuk waktu pembuatannya, dimulai dari setelah subuh hingga jam 12 siang.
Selain rasanya yang enak, tempe dijual dengan harga yang cukup murah. Harga tempe berkisar 400 rupiah perbungkus. Namun, saat ini harga kacang semakin meningkat yang menyebabkan modal menjadi tambah besar. Akan tetapi harga tempe tetap dijual dengan harga yang seperti biasa. Semenjak masa pandemi pun, penjualan tempe tetap berjalan lancar dan tidak ada penurunan (stabil).
Modal pembuatan tempe berkisar 450 ribu rupiah. Untuk keuntungannya sendiri, nenek Samini hanya mengambil sedikit keuntungan, dan keuntungan itu pun dibagi untuk upah para karyawan. Untuk penjualan tempe ini sendiri, dijual ke banyak warung langganan serta dapat dipesan oleh orang-orang untuk acara besar. Tempe tidak hanya dijual untuk sekitaran Gampong Geudubang Jawa, namun juga dijual hingga Gampong Paya Bujok.
Selain rasanya yang enak dan harganya yang murah, tempe juga mengandung banyak manfaat bagi kesehatan, yaitu kaya akan nutrisi, mengandung prebiotic yang baik untuk pencernaan, tinggi protein, dapat mengurangi kolesterol, dapat meningkatkan kesehatan tulang dan lain sebagainya.
Tidak ada komentar