ARTIKEL BERITA DAERAH

Usaha Pembudidayaan Jamur Merang Keluarga Bapak Abdul Karim

Walies MH
Februari 09, 2022
0 Komentar
Beranda
ARTIKEL
BERITA
DAERAH
Usaha Pembudidayaan Jamur Merang Keluarga Bapak Abdul Karim

Ditulis oleh Zain Adawiah (Mahasiswi IAIN Langsa, KPM KS, Prodi Bimbingan Konseling Islam)

Jamur merupakan salah satu tumbuhan yang tidak berklorifil sehingga membutuhkan senyawa organik dimana karbon diekstrak untuk pertumbuhannya. Jamur biasa tumbuh di daerah yang lembab, jamur sendiri terdiri dari benang-benang yang disebut hifa. Hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium. Jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya untuk memperoleh makanannya. Setelah itu, menyimpannya dalam bentuk glikogen. Jamur merupakan konsumen, maka dari itu jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya yang dimana semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. 

Jamur memiliki beragam macam jenis ada jamur yang tidak bisa dimakan dan ada pula yang bisa dimakan. Beberapa jenis jamur yang bisa dimakan diantaranya yaitu jamur kancing, jamur merang, jamur shiitake, jamur enoki, jamur tiram, jamur kuping, jamur truffle, jamur porcino, jamur shimeji, jamur matsutake, jamur maitake, jamur portobello, jamur morei, jamur pompom, dan jamur tudung pengantin. Jamur yang bisa dimakan mengandung unsur-usur yang baik bagi tubuh seperti vitamin B, vitamin C, karbohidrat, zat besi, kalsium, protein, kalori dan air. Jamur memiliki segudang manfaat bagi kesehatan yakni dapat mencegah kanker, menjaga kesehatan jantung, meningkatan kekebalan tubuh, meurunkan kadar kolesterol dalam darah, menjaga kesehatan otot dan saraf, menjaga kesehatan tulang, dan menurunkan resiko diabetes.

Di kota Langsa tepatnya di Gampong Geudubang Jawa sendiri terdapat salah satu warga yang membudidayakan tumbuhan ini dengan jenis jamur merang, jamur merang ini termauk kedalam spesies jamur pangan yaitu jamur yang dapat dimakan. Olvariella avovacea atau jamur merang banyak tumbuh di Asia Timur dan juga daerah Tenggara dengan iklim subtropis dan juga tropis. 

Jamur merang dapat tumbuh dengan menggunakan media tanam seperti sekam padi, jerami busuk, ataupun tandan kosong kelapa sawit, oleh karena itu jamur ini dinamai dengan sebutan jamur merang. Ciri-ciri yang dimilikinya yaitu berbentuk seperti cawan berwarna coklat muda yang menjadi selubung pembungkus. Bentuk jamur merang yang masih muda akan berbentuk seperti telur, berwarna coklat gelap hingga abu-abu, saat dewasa bagian batang akan berwarna coklat muda. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan Donowati Tjokrokusumo tahun 2015 jamur merang mengandung 11 % beta glukan yang dapat mendukung imunitas serta pencegahan penyakit degeneratif (anti kolesterol), anti kanker dan anti mikroba. 

Budidaya jamur merang ini juga cukup menjanjikan selain memiliki waktu panen yang singkat harga jualnya juga cukup tinggi. Kesempatan ini diambil oleh bapak Abdul Karim salah satu warga Gampong geudubang Jawa. Keluarga bapak Abdul karim mulai melakukan pembudidayaan ini sejak tahun 2018 yang awal mulanya karena mencoba jamur milik teman bapak Abdul Karim sendiri yang terlebih dahulu sudah melakuan pembudidayan jamur merang ini duluan. Lalu kemudian bapak Abdul Karim ditawari oleh temannya tersebut untuk melakukan pembudidayaan juga serta diajarkan bagimana caranya, begitu awal mula tercetusnya dilakukan usaha pembudidayaan jamur ini, ungkap Nurul selaku anak dari bapak Abdul Karim.

Dari situlah bapak Abdul Karim mulai merintis usaha budidaya jamur ini dirumahnya sampai sekarang. Nurul pun menceritaan bagaimana proses demi proses dari budidaya jamur merang ini. Dimulai dari bongkahan sawit yang sudah tidak ada bijinya di lakukan fermentasi, setelah melewati tiga hari fermentasi bongkahan sawit tersebut dibalik lalu kemudian dimasukkan kedalam kumbu jamur untuk kemudian dilakukan penguapan, penguapan ini bisa memakan waktu sekitar tiga hari, setelah selesai dilakukan penguapan barulah bibit jamur dimasukkan ke kumbu dan tinggal menunggu jamurnya berkembang. Adapun bibit jamurnya sendiri dipesan langsung dari Malang.

Panen jamur merang ini biasanya dilakukan selama dua belas hari sekali. Pertama kali panen keluarga bapak Abdul Karim bisa mendapatlan 10 Kg jamur, tetapi jika dihitung keseluruhan panennya dalam satu kumbu jamur bisa menghasilkan 60 Kg lebih jamur. Jamur dipasarkan ke kedai-kedai sayur dan pasar kota Langsa. Satu kilo jamur dibandrol dengan harga lima puluh ribu rupiah dan bisa mendapatkan keuntungan bersih sampai dengan dua juta dalam sekali panennya. 

Di gampong Geudubang Jawa sendiri, jamur merang bapak Abdul Karim ini cukup diminati, terutama dikalangan orag-orang kantor serta ibu rumah tangga yang sering memesan jamur tersebut untuk dimasak dan dijadikan lauk makan bersama keluarga. Jamur merang selain rasanya yang enak dan gurih juga mendukung kesehatan bagi siapa yang mengkonsumsinya.

Penulis blog

Tidak ada komentar