Pendidikan
adalah hal terpenting dalam hidup dimana setiap anak yang lahir kedunia
membutuhkan pendidikan yang layak untuk masa depan yang cerah sehingga mampu
untuk bersaing secara global agar kelangsungan hidup yang seimbang dan tidak
tertinggal. Untuk menunjang pendidikan saat ini tak terbatas hanya pada buku
saja melainkan internet telah mengambil
peranan penting dalam dunia pendidikan. Untuk dapat menggunakan internet
tentunya membutuhkan jaringan telekomunikasi yang memadai.
Bukit Seulemak adalah sebuah desa yang terletak diwilayah timur Aceh tepatnya di kec. Birem Bayeun, yang hingga hari ini belum terjajah oleh jaringan komunikasi yang layak, sampai pada tahun 2022 ini faktanya masih belum ada tiang tower, sehingga tidak ada sinyal untuk telekomunikasi. Ditengah majunya teknologi dibidang komunikasi desa Bukit Seulemak masih tertinggal dari kemudahan akses. Biasanya para pelajar dan mahasiswa harus pergi kesebuah bukit untuk mendapatkan sinyal, dengan jarak tempuh kira-kira ± 5 km, jarak ini tentunya bukanlah jarak yang jauh dan dapat ditempuh kira-kira 15 menit saja dikarenakan dapat ditempuh menggunakan sepeda motor, namun hal ini terbantahkan jika musim penghujan tiba maka jarak ini akan memakan waktu mencapai 1 jam sebab jalanan yang berlumpur dan bukit-bukit yang licin karena jalan di desa masih belum di aspal.
Pada tahun 2019 desa Bukit Seulemak sudah memiliki warung Wi-Fi dengan menggunakan tiang-tiang yang disambung dan dirakit hingga dapat memperoleh jaringan internet, pada awalnya hanya ada satu warung Wi-Fi saja dengan penggunaan yang tidak begitu maksimal dan terbatasnya pengguna. Tetapi saat ini sudah ada beberapa tempat warung Wi-Fi.
Warung
Wi-Fi merupakan wujud kemudahan para pelajar dalam memperoleh ilmu, terlebih
pada beberapa tahun terakhir dimana dunia terdampak covid-19 menjadikan sistem pembelajaran di Indonesia tak terkecuali
desa Bukit Seulemak berubah dari sistem luring
menjadi sistem daring, tentunya
hal ini dirasakan cukup sulit bagi para pelajar di desa Bukit seulemak untuk
beradaptasi dengan perubahan sistem pembelajaran. Perubahan sistem pembelajaran
menyebabkan para pelajar harus lebih giat dan aktif dalam belajar dengan
memanfaatkan smartphone, dimana penggunaan aplikasi seperti: WA, Zoom, Google
class, Telegram dan banyak aplikasi pembelajaran lainnya yang harus dikuasai.
Dengan
adanya warung Wi-Fi dibeberapa tempat, para pelajar merasa lebih bersyukur
sebab tidak harus pergi kebukit untuk mencari sinyal dan mengaktifkan
smartphone atau alat komunikasi lainnya. Walaupun demikian kadang jaringan
Wi-Fi tidak dapat dinikmati dengan sempurna sebab terkendala listrik padam
ataupun jaringan yang lelet akibat banyaknya pengguna Wi-Fi.
Tentunya banyak sekali tantangan yang dimiliki para pelajar desa Bukit Seulemak salah satunya ialah sulitnya akses komunikasi, namun mereka harus tetap semangat dengan kesadaran diri bahwa merekalah pembawa perubahan bagi desa, besar harapan kepada pemerintah agar lebih memperhatikan anak bangsa sehingga pembangunan penunjang kesejahteraan pendididakan dapat terealisasi dengan merata.
Penulis : Fatimah Tawaratih, Mahasiswi Pendidikan Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, IAIN Langsa.
Tidak ada komentar