ARTIKEL BERITA DAERAH

Strategi Untuk Mendorong Pemulihan Pendidikan Pasca Pandemi Covid-19

Walies MH
Juli 28, 2022
0 Komentar
Beranda
ARTIKEL
BERITA
DAERAH
Strategi Untuk Mendorong Pemulihan Pendidikan Pasca Pandemi Covid-19

Ditulis oleh : Nurul Adila (KKNT-DR berbasis sosial media)
Mahasiswi Hukum Ekonomi Syariah , Institut Agama Islam Negeri Langsa (IAIN Langsa) – Aceh


Pasca merebaknya kasus penyebaran virus berbahaya COVID-19, berbagai aktivitas masyarakat di berbagai dunia menjadi terganggu. Salah satu sektor yang menerima dampak dari pandemi virus berbahaya ini adalah sektor pendidikan. Di beberapa negara, salah satunya Indonesia sistem pembelajaran secara tatap muka terpaksa harus ditiadakan sampai keadaan kembali kondusif. Salah satu alternatif yang dapat diterapkan untuk tetap bisa mencerdaskan anak bangsa adalah melalui pembelajaran secara daring (dalam jaringan) atau lebh kita kenal dengan istilah belajar secara online. Namun pembelajaran secara daring juga memiliki beberapa kekurangan diantaranya adalah  ketersediaan sarana dan prasarana.

Sejak 2019, COVID-19 menjadi pembicaraan hangat dan masih terasa sangat familiar hingga hari ini. Salah satu upaya pencegahan COVID-19 adalah menjaga jarak antara satu individu dengan individu lainnya. Dalam dunia pendidikan yang umumnya merupakan kumpulan dari banyaknya individu juga diharuskan untuk mengurangi interval waktu belajar namun harus tetap mampu mencerdaskan anak bangsa. Pendidikan memiliki suatu sistem penting yang disebut dengan pembelajaran, pembelajaran ini dilakukan untuk membangun interaksi hubungan antara guru dan peserta didik untuk mengembagkan potensi kognitif, psikomotorik dan afektif. Pembelajaran juga dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti dengan adanya wabah COVID-19.

Realita di masyarakat menunjukkan bahwa dinamika pembelajaran saat ini terganggu oleh adanya wabah COVID-19 yang memberikan dampak diantaranya; 1) sekolah dialihkan ke rumah melalui proses pembelajaran daring; 2) terjadi transformasi media pembelajaran berbasis teknologi melalui penggunakan Whatsapp group, Zoom, Google Classroom, Web Ex, YouTube dan saluran TV (TVRI); 3) menyesuaikan metode pembelajaran; 4) penyesuaian evaluasi pembelajaran untuk penentuan standar kenaikan kelas dan kelulusan; 5) tuntutan kolaborasi orangtua peserta didik dirumah sebagai pengganti guru mengontrol pembelajaran anak. Hal ini sesuai dengan arahan Mendikbud  RI terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19).

Kebijakan “belajar dari rumah” sebagai respon dari pandemi covid-19 memiliki dampak serius terhadap para pelajar baik dari tingkat SD, SMP, SMA, sampai dengan perguruan tinggi, dan juga terhadap para pendidik.  Pembelajaran jarak jauh beresiko menghambat bahkan menghentikan pembelajaran bagi anak anak yang tinggal di wilayah terpencil dikarenakan keterbatasan akses internet dan biaya yang harus dikeluarkan setiap murid. Selain itu, minat belajar anak yang berbeda-beda juga menyebabkan sebagian anak terlalu lamban menyerap ilmu pengetahuan yang disampaikan secara daring tanpa tatap muka.

Dampak dari COVID-19 juga menyebar ke berbagai sektor. Salah satu sektor yang mengalami kelumpuhan terparah adalah sektor pendidikan. Kebutuhan akan PC (Komputer) dan Gadget sebagai sarana penunjang dalam penerapan kegiatan belajar secara daring juga menjadi keluhan utama bagi masyarakat dengan skala ekonomi rendah. Banyak orangtua pelajar yang bahkan menyerah dan menghentikan sekolah anaknya karena keterbatasan sarana dan prasarana belajar. Disamping itu, interval waktu belajar yang hanya berkisar antara 1-3 jam dianggap juga kurang efisien jika dibandingkan waktu belajar sebelum pandemi.

Jauh sebelum adanya pandemi ini, kurikulum menerapkan jam belajar sesuai kebutuhan mata pelajaran dengan mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi waktu. Namun semenjak pandemi, waktu belajar siswa dipangkas hingga 50 persen dari waktu belajar semestinya, terlebih bagi anak-anak pedesaan yang minim jaringan internet bisa saja kegiatan belajar mengajar ditiadakan. Solusi lainnya yang dapat diterapkan daerah-daerah terpencil adalah dengan menerapkan hari masuk sekolah secara bergantian (aplusan). Efek samping dari kebijakan kurikulum ini adalah banyak anak yang sudah mulai betah di rumah daripada mengikuti kegiatan belajar di sekolah.

Kabar baiknya,di tahun ajaran baru yang baru saja dimulai ini pemerintah sudah mewajibkan peserta didiknya untuk mengikuti kegiatan sekolah secara tatap muka dan sudah kembali normal. Hanya saja orang tua murid dihimbau untuk lebih memerhatikan beberapa protokol kesehatan yang masih perlu di patuhi, salah satunya adalah menggunakan masker di area tertutup seperti pada area ruang kelas, aula, laboratorium dan sebagainya. Sejak awal 2022, pemulihan dunia pendidikan sudah berjalan dengan cukup signifikan. Walaupun ada sebagian peserta didik yang memerlukan adaptasi baru dengan dunia belajar yang setiap harinya diadakan (full day). Adaptasi yang dimaksud adalah seperti peserta didik harus kembali bangun pagi yang mana biasanya waktu sekolah sudah ditentukan lebih siang, harus kembali mempelajari banyak mata pelajaran dalam waktu sehari, dan sebagainya. Dengan berlangsungnya kegiatan belajar yang efektif tersebut, diharapkan dapat mencerdaskan anak bangsa baik dalam pemahaman materi pembelajaran maupun dalam penerapan praktek hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari. 

Penulis blog

Tidak ada komentar