Artikel Oleh: Dhiyaul Fayyadh, Muhammad Naufan, Trisna Kusuma, Meiga Hariana, Mahasiswa IAIN Langsa |
Dua tahun sudah pandemi COVID-19 masuk ke Indonesia dan akhirnya masyarakat dan industri sudah mulai terbiasa dengan new normal. Berdasarkan publikasi yang diterbitkan oleh kemenkeu.go.id 8 November 2022, menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah tumbuh sebesar 5.72% pada kuartal III tahun 2022 dengan penyumbang PDB terbesar dipegang oleh sektor industri pengolahan yang memiliki pertumbuhan positif sebesar 4.83%.
Namun bagaimana dengan industri pariwisata? Meskipun kondisi pandemi saat ini sudah mulai membaik dan perkembangan industri pariwisata sudah bergerak ke arah positif, banyak tempat tempat pariwisata yang tidak dapat bertahan hidup hingga akhirnya terbengkalai dan tidak terurus. Salah satunya adalah tempat pariwisata yang ada di desa Bemgkelang di kecamatan Aceh Tamiang yaitu Bukit Awan dan Tamsar 27.
Sejak dikeluarkannya Surat Edaran Nomor 1857 tahun 2020 tentang Penutupan Sementara Tempat Wisata Untuk Pencegahan dan Penyebaran Covid – 19. oleh Bupati Aceh Tamiang, Manajer Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) Sangka Pane, Ela Sukmawati, melakukan penutupan objek wisata Bukit Awan dan Tamsar 27 dan menghentikan seluruh kegiatan yang selama ini dilakukan oleh pihak pengelola.
Kini dua tahun sejak penutupan objek wisata, kondisi jalan menuju tempat wisata sudah banyak yang rusak. Jalan tanah menuju tingkat pertama Bukit Awan sudah banyak yang menajdi lunak dan ditutupi rumput serta licin sehingga sulit untuk di lalui kendaraan seperti sepeda motor. Selain itu, tumbuhan semak sudah mulai muncul di area camping sehingga menutup view yang di tawarkan oleh Bukit Awan. Kondisi ini diperparah oleh curah hujan yang tinggi pada awal November lalu. Curah hujan tinggi menyebabkan sebagian besar daerah di Aceh Tamiang terendam oleh banjir. Hujan yang hampir selalu turun pada saat sore dan malam hari mengikis permukaan jalan menuju tempat wisata. Agar dapat dilalui kembali diperlukan perbaikan akses jalan menuju tempat wisata.
Bukit Awan dan Tamsar 27 direncanakan akan dibuka kembali pada tahun 2023 setelah dibangunnya jembatan yang menghubungkan ke tamsar 27. Pembangunan jembatan akan di lakukan oleh PUPR. “untuk pengerjaan jembatan, pihak PUPR sudah melakukan pemantauan lokasi dan direncanakan akan dilakukan pembangunan pada tahun depan”. Pihak BUMK Sangka Pane yang mengurus telah mempersiapkan diri untuk membuka kembali tempat wisata Bukit Awan dan Tamsar 27. “insya Allah setelah pengerjaan jembatan selesai, kami berencana untuk membuat grand opening di tamsar 27 nanti akan kami buat semacam pentas seni di sana untuk memamerkan budaya sekaligus memperkenalkan kembali objek wisata sangka pane” ujar Ela Sukmawati selaku manajer BUMK Sangka Pane.
Pengelola menjelaskan bahwa setelah pembukaan objek wisata nanti kami akan membuat paket paket wisata yang ditawarkan kepada pengunjung. Kami juga akan melakukan kerjasama dengan sanggar tari Getul Emun untuk melakukan pentas seni pada setiap malam minggu dan membuat kios kios tempat masyarakat berjualan. Untuk penginapan sendiri, kami rencananya hanya akan membuat homestay di Tamsar 27 mengingat utuk jarak tempuh kesana lumayan jauh. Untuk adat atau budaya sendiri, untuk saat ini hanya akan mempersiapkan tari Guel dan tari Bines, untuk kuliner sendiri, kami mungkin akan menperkenalkan Asam Jaeng dan Gutel. Setelah pembukaan nanti, kami berencana untuk meminta pengunjung untuk memarkirkan kendaraannya di kantor BUMK dan nantinya kita akan jalan bersama sama menggunakan kendaraan yang disediakan oleh pihak pengelola.
Tahap awal persiapan yang dilakaukan pada tahun 2023 nanti adalah pembuatan jalan kembali untuk memudahkan akses ke tampat wisata. Pembenahan juga dilakukan pada tempat wisata yang kini sudah menjadi semak setelah dua tahun tutup. Sejak 2015, pembukaan jalan telah dilakukan oleh pemerintah desa. Usaha pembuatan jalan telah alokasikan setiap tahunnya untuk mencapai tempat wisata. Awalnya pembukaan jalan diperuntukkan untuk memudahkan akses ke perkebunan warga. Namun secara tidak sengaja warga menemukan spot foto saat mereka melakukan kegiatan perkebunan berupa lautan awan sehingga dinamakanlah tempat tersebut menjadi Bukit Awan. Sejak saat itu, spot foto tersebut mulai dikenal warga dan warga mulai merehab jalan membuka lahan untuk tempat wisata. Bukt Awan dan Tamsar 27 menjadi viral ketika sekelompok pemuda memasukkan Vlog perjalanan mereka ke Bukit Awan dan Tamsar 27 ke media Youtube. Tempat wisata Bukit Awan sudah mulai dibuka untuk umum sejak 2017 dan mulai ramai dikunjungin sejak tahun 2019 dengan dilakukannya acara acara seperti pengibaran bendara tanggal 17 Agustus di Bukit Awan.
Melihat peluang potensi wisata di desanya, Datok (kepala desa) beserta pemuda setempat melakukan eksplorasi lokasi lain yang berpotensi menjadi tempat wisata sehingga ditemukannya Tamsar 27. Sejak saat itu, Datok Ardan yang menjabat saat itu memaksimalkan pembangunan menuju tempat wisata menggunakan anggaran desa. Oleh karenanya, pemerintah desa sangat mengharapkan bantuan pemerintah khususnya Dinas Pariwisata untuk ikut membantu desa bersama-sama mengembangkan wisata Bukit Awan dan Tamsar 27. Selain bantuan dana, pihak desa juga mengharapkan bantuan untuk mempromosikan pariwisata setempat. Sejauh ini, wisata Bukit awan dan Tamsar 27 hanya di”dengungkan” oleh pemuda setempat atau pengunjung via sosial media. Padahal, keterlibatan pemerintah akan mampu menggiatkan kembali hidden paradise ini yang telah lama mati suri.
Menyusuri Desa Bengkelang saat ini, masih tersisa begitu banyak keindahan yang masih dapat dinikmati. Udara bersih nan segar, gemercik air dingin yang menyegarkan dipadu nyanyian burung liar di tepi pegunungan, masih dapat dinikmati meskipun harus melewati jalan semak belukar yang lama tak terurus. Pembangunan jembatan penghubung ke Tamsar 27 yang segera akan berlangsung setelah pengangkatan Datok terpilih diharapkan akan menjadi penanda awal kebangkitan kembali objek wisata Bukit Awan dan Tamsar 27 yang selama ini mati suri. Selain pembangunan jembatan, perangkat desa juga merencanakan pembangunan aula di area Tamsar27 sebagai pusat sanggar seni. Perangkat desa juga merencanakan perjalanan wisata yang lebih terpadu sehingga memudahkan wisatawan untuk menikmati keindahan desa secara lebih menyeluruh.
Tidak ada komentar