Beranda
ACEH
ACEH TAMIANG
ARTIKEL
Banjir
BERITA
BREAKING NEWS
DAERAH
Banjir Di Sungai Iyu Yang Terjadi Pada Tahun 2022



Lingkungan dapat merupakan sumberdaya maupun bahaya (hazards). Kondisi lingkungan mengalami perubahan baik secara cepat maupun perlahan-lahan, oleh berbagai faktor penyebab, dan beragam dampaknya. Perubahan pada salah satu atau lebih dari komponen lingkungan akan mempengaruhi komponen lainnya dari lingkungan tersebut dengan intensitas yang berbeda. 

Pertumbuhan penduduk di suatu daerah, misalnya, akan berpengaruh positip maupun negatip terhadap komponen lingkungan dari daerah tersebut seperti lahan, air, flora dan fauna, dll. Pertumbuhan penduduk memerlukan pangan, tempat tinggal, air bersih, dll yang dapat dipenuhi oleh lingkungan. Perubahan guna lahan akan berpengaruh pada komponen lain termasuk sumberdaya air, tanah, dll.Bahaya maupun bencana sudah ada sejak zaman dahulu. 

Bencana pada masa tersebut antara lain banjir yang dialami oleh Nuh dan masyarakatnya. Penjelajahan arkeologis juga menunjukkan bahwa manusia pra sejarah menghadapi resiko sama seperti yang dihadapi manusia saat ini seperti kelaparan, kejahatan dari manusia lain, penyakit, serangan hewan liar, dll. Mereka juga berupaya untuk mengurangi atau memitigasi resiko antara lain dengan hidup atau tinggal di dalam gua (Coppola, 2007). Dalam sejarah juga tercatat beragam cara penerapan dalam pengelolaan bencana. Dalam kasus banjir zaman Nuh, misalnya, dapat dipelajari tentang pentingnya peringatan (warning), kesiapsiagaan (preparedness), dan mitigasi. Dalam upaya mitigasinya, Nuh dan masyarakat sekitar telah siap siaga menghadapi bencana banjir besar dengan mempersiapkan atau membuat kapal besar, juga mitigasi dampaknya terhadap keragaman biologi di bumi dengan cara mengumpulkan sepasang/dua dari masing-masing spesies dan menempatkannya pada tempat yang aman di perahu. Mereka yang tidak mengikuti upayamitigasi (tidak ikut dalam perahu) akhirnya musnah tenggelam oleh banjir yang makin besar (Coppola, 2007).

Banjir di Sungai Iyu

Pada tanggal 1 november,air mulai memasuki kawasan tamiang khususnya di sungai iyu yang membuat warga setempat terkejut akan lajunya air yang mengalir ini menunjukkan bahwa banjir pada saat itu sangat deras atau bisa di katakan banjir tinggi,besoknya pada tanggal 2 november warga warga setempat yang rumahnya dataran rendah sudah mulai mengamankan barang barang yang bisa rusak jika terkena air (banjir) contoh seperti pakaian,padi,alat elektronik dan lain lain.

Selepas 3 hari itu warga warga sudah mulai ada yang mengungsi karna rumah di tempati seluruh nya sudah di masuki air banjir yang begitu tinggi sehingga tidak ada tempat untuk tidur,mereka meninggalkan barang barang di rumah dengan meletakkan di tempat yang tinggi atau di atas lemari dan membawa barang yang perlu di bawa ke tempat pengungsian contoh handpohe dan lain lain,ini hanya terjadi di daerah perkampungan seperti di desa kampung mesjid,leubok batil,alor cantik dan masih banyak lagi,mereka mengungsi di tempat atau rumah rumah panggung yang tidak terkena banjir dari informasi yang didapat dari hasil podcast salah satu warga daerah itu.

Terdapat posco untuk warga warga yang terkena musibah banjir yang di buat di meunasah karna memang tidak terkena air juga kemarin itu sempat air masuk ke meunasah sedikit sehingga mereka harus pindah sebentar karna pada hari itu air naik drastis di karnakan hujan di malam hari cukup deras sehingga paginya air masuk,tak lama air surut dan mereka pun mulai membersihkan meunasah kembali untuk sebagai tempat posco,posco ini juga sebagai tempat penerimaan dana bantuan dari dinas pendidikan berupa makanan seperti mie,beras dll.

Banjir ini salah satu benjana besar bahkan bisa memakan korban atau nyawa manusia ,kami dapati informasi bahwansan di daerah alur cantik pada waktu itu ada seorang warga yang terbawa hanyut oleh banjir dan di temukan pada pagi hari sudaah tidak bernyawa lagi,kejadian nya pada malam hari dan juga korban nya ini salah satu warga yang bisa dikatakan sudah tidak sehat lagi kesehatan rohani nya (jiwanya).

Banjir ini khususnya didaerah Tamiang (sungai iyu)itu lamanya sekitar 10 sampai 12 hari air banjir nya mulai surut dengan kesurutan yang bisa di katakan cukup lambat sehingga ini menjadi perbedaan dari pada banjir pada masa tahun lalu yang mana surut nya itu cepat.Adapun dampak yang didapat dari hasil observasi dan podcast yaitu dampak Negatif nya Kerugian ekonomi, Menimbulkan penyakit (gatal gatal) dan kematian dll,juga ada dampak positifnya yaitu Mengikat tali silaturahmi,perkembangan ikan dan membersihkan sampah (yang terbawa arus ).

Peyebab terjadinya banjir di Aceh Tamiang 

karna Hujan dengan intensitas tinggi mengakibatkan terjadinya banjir pada hari Rabu, 02 November 2022 di, Kecamatan Bendahara, Kabupaten Aceh Tamiang. Akibat kejadian ini warga mengalami kerugian yang besar terutama di bidang ekonomi.

Bencana Banjir

Banjir dapat berupa genangan pada lahan yang biasanya kering seperti pada lahan pertanian, permukiman, pusat kota. Banjir dapat juga terjadi karena debit/volume air yang mengalir pada suatu sungai atau saluran drainase melebihi atau diatas kapasitas pengalirannya. Luapan air biasanya tidak menjadi persoalan bila tidak menimbulkan kerugian, korban meninggal atau luka-2, tidak merendam permukiman dalam waktulama, tidak menimbulkan persoalan lain bagi kehidupan sehari-hari. Bila genangan air terjadi cukuptinggi, dalam waktu lama, dan sering maka hal tersebut akan mengganggukegiatan manusia.Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, selama musim hujan seperti bulan oktober-november, semua pihak (baik pemerintah maupun masyarakat)biasanya khawatir datangnya bencana banjir. 

Curah hujan pada periode tersebut biasanya lebih tinggi dari bulan lainnya.Oleh karena itu masyarakat yang bertempat tinggal di kawasan rawan banjir (bantaran sungai, dataran banjir, pantai, dll) atau yang rutin mengalami banjir, biasanya sudah siap dengan kemungkinan terburuk mengalami banjir, apalagi bila tempat tinggalnya berada dekat tubuh perairan khususnya sungai.

Dampak Banjir

Secara umum dampak banjir dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Dampak langsung relative lebih mudah diprediksi dari pada dampak tidak langsung.Dampak yang dialami oleh daerah perkotaan dimana didominasi oleh permukiman penduduk juga berbeda dengan dampak yang dialami daerah perdesaan yang di dominasi. Banjir juga merupakan bencana yang relatif paling banyak menimbulkan kerugian. Kerugian yang ditimbulkan oleh banjir, terutama kerugian tidak langsung, mungkin leh areal pertanian.menempati urutan pertama atau kedua setelah gempa bumi atau tsunami. Bukan hanya dampak fisik yang diderita oleh masyarakat tetapi juga kerugian non-fisik seperti sekolah diliburkan, harga barang kebutuhan pokok meningkat, dan kadang-kadang sampai ada yang meninggal dunia.

Pengelolaan Banjir.

Mengingat banjir sudah terjadi secara rutin, makin meluas, kerugian makin besar, maka perlu segera dilakukan upaya-upaya untuk mencegah dan menanggulangi dampaknya, yang dapat dilakukan secara structural maupun non structural (Grigg,1996 dalam Kodoatie dan Syarief, 2006). Upaya secara struktural a.l berupa tindakan menormalisasi sungai, pembangunan waduk pengendali banjir, pengurangan debit puncak banjir, dll. Upaya ini telah dilakukan di beberapa daerah. Selain beragam upaya tersebut, juga dilakukan early warning system (peringatan dini) supaya pihak yang terkait dapat melakukan antisipasi sejak dini sehingga dapat meminimalisir dampaknya.Upaya agar setiap rumah membuat sumur resapan untuk menampung air hujan, sehingga dapat mengurangi banjir dan menambah cadangan air tanah.

Upaya non-struktural merupakan upaya penyesuaian dan pengaturan kegiatan manusia supaya harmonis dan serasi dengan lingkungan. Contoh upaya non-strktural adalah pengaturan maupun pengendalian penggunaan lahan atau tata ruang, penegakan peraturan/hukum, pengawasan penyuluhan kepada masyarakat, dll. Selain upaya tersebut, upaya pengendalian banjir dan dampaknya dapat dilakukan melalui 3 pendekatan utama yaitu memindahkan penduduk yang biasa atau akan terkena banjir, memindahkan banjirnya, mengkondisikan penduduk hidup bersama dengan banjir (Wisner et al, 2004).  


Saran

-Mencegah Banjir dengan membuang sampah pada tempatnya .
-Mempunyai taman di rumah dapat mencegah banjir.
-Membersihkan halaman rumah dan sekitarnya dapat mencegah Banjir.
-Mencegah Banjir dengan membersihkan selokan.


Ditulis oleh  : Febri Zulkarnain 1052019066 Fakultas Tarbiyah Prodi  PGMI


Penulis blog

Tidak ada komentar