Artikel ditulis oleh Mutia Rahmi Mahasiswa KPM - KS 2022 Prodi Manajemen Keuangan Syariah Fakultas Ekonomi Bisnis Islam IAIN Langsa |
Dalam proses pembuatannya, bahan baku yang dibutuhkan adalah kacang kedelai. Guna menjaga kualitas tahu, pemilik menggunakan kedelai yang diimnor dari Amerika dan Brazil. Namun bukan berarti pemilik dari usaha tahu ini tak pernah mencoba cara lain dalam pengadaan bahan baku, Bang Boy pernah mencoba menanam sendiri kedelai yang dibutuhkan namun kerap kali mengalami hambatan. Hambatan berupa kurangnya bibit kedelai, pupuk dan perawatan yang memerlukan biaya yang tidak sedikit. Proses produksi tahun membutuhkan kedelai dalam jumlah banyak sedangkan ini bertentangan dengan keadaan yang ada yaitu pemerintah hanya memberi sedikit bibit kedelai untuk tiap petani yang ingin membudidayakannya.
Meski demikian tak menyurutkan semangat pemilik usaha tahu ini untuk tetap mengembangkan bisnisnya. Maka dari itu Bang Boy memilih mendatangkan kedelai secara impor. Sejauh ini dalam produksi tahunya pabrik milik Bang Boy telah menggunakan 100kg kacang kedelai perharinya, hingga segala bentuk proses dalam pembuatannya menghasilkan berbagai macam tahu seperti tahu sayur, tahu kuning, tahu kosong dan tahu sumedang. Yang mana tahu yang telah diproduksi ini akan tersebar ke pasar dalam hingga luar kota dan diolah menjadi berbagai bentuk olahan tahu yang butuhkan dalam menu makanan hari-hari. Selain berbagai pasar yang ada di Kota Langsa, tahu yang diproduksi dari usaha milik Bang Boy juga sudah terkenal hingga ke Kutacane dan berbagai daerah lain di Aceh.
Berdasarkan pengalaman yang dialami oleh pemilik usaha produksi tahu, tentu saja tak melulu berjalan mudah dan lancar adanya berbagai rintangan yang kerap dihadapi tiap tahun membuat usahanya jatuh bangun. Dalam perjalanannya, omset yang sangat tinggi tercatat pada tahun 2008-2012, dimana pemnjualan pada masa itu terbilang tinggi, keuntungan yang besar dan kacang kedelai sebagai bahan baku utama yang mudah didapatkan serta relative murah.
Seiring berjalannya waktu, usaha produksi tahu mulai digeluti oleh berbagai warga yang ada disekitaran gampong hingga membuat Bang Boy memiliki pesaing yang cukup banyak, oleh karena itu keuntungan yang ia dapati menurun hingga 50%. Karena kendala ini Bang Boy yang tadinya memasarkan tahu disekitar kota Langsa harus mencari tempat lain untuk mendistribusikan tahunya yaitu Kutacane karena telah berkurangnya permintaan pasar.
Dengan adanya wabah covid yang melanda sejak tahun lalu yang juga menambah kendalan yang dihadapi oleh pabrik pembauatan tahu ini. Karena langkanya kedelai dan harganya yang melonjak naik serta menurunnya daya beli masyarakat mengakibatkan dampak buruk bagi produksi tahu. Tentu covid yang terjadi meninggalkan banyak kendala bagi para pelaku usaha, bahkan meski keadaan sudah sedikit membaikpun masih meninggalkan kesan yang tidak menguntungkan bagi sebagian besar usaha.
Sektor usaha masyarakat yang menjamur hendaknya didukung oleh ketersediaan bahan baku yang cukup hingga tidak menghambat proses berlangsungnya produksi dengan harga bahan yang mahal ditengah kebutuhan dan minat pasar yang menurun. Sekarang berbagai usaha tengah bersaing ketat dan berjuang ditengah banyaknya kendala yang mereka hadapi.
Namun meski begitu pabrik pembuatan tahu yang terdapat di Gampong Seulalah ini tetap berdiri dengan berbagai rintangan dan kesulitan pasar yang dihadapinya. Selayaknya sikap yang tangguh dan tak mudah menyerah, kita patut belajar dari berbagai pengalaman yang didapati oleh Bang Boy selama prosesnya membangun usaha dengan segala jatuh bangun yang ia hadapi. Sosok Bang Boy yang membangun usaha sendiri adalah apa yang patut oleh anak muda guna menjadi lebih mandiri dan berdikari dalam hidup.
Mampu mengambil resiko dan bertahan ditengah perunan omset adalah karakter sejati pengusaha untuk terus berani menghadapi tantangan dan berinovasi serta bangun hingga mampu lebih dikenal oleh pasar dalam maupun luar kota. Meski terkendala dengan keadaannya saat ini Bang Boy akan mampu menyaingi pasar dengan inovasi dalam merebut hati pelanggan, menyiasati kebutuhan bahan baku serta pemanfaatan teknologi yang sepertinya akan cukup membantu untuk membuat usahanya kembali berkembang.
Tidak ada komentar