ACEH ACEH TIMUR ARTIKEL BERITA DAERAH

Budidaya Tanaman Cabai Digampong Matang Seulimeng Dengan Penggunaan Jerami Sebagai Pengganti Mulsa Plastik

Walies MH
Desember 21, 2022
0 Komentar
Beranda
ACEH
ACEH TIMUR
ARTIKEL
BERITA
DAERAH
Budidaya Tanaman Cabai Digampong Matang Seulimeng Dengan Penggunaan Jerami Sebagai Pengganti Mulsa Plastik
Artikel ditulis oleh Aya Sumayya dan Cut Nima Silviyana


Tanaman cabai (capsicum anum L) adalah tanaman perdu yang memiliki rasa buah pedas. Secara umum cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin ,diantaranya adalah kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, vitamin A, B1, dan vitamin C. Cabai banyak dibudidayakan masyarakat petani karena harga jualnya yang tinggi.Dalam budidaya cabai ada namanya proses pemilihan benih dan pembibitan, kriteria benih yang baik digunakan sebagai bibit adalah benih berasal dari pohon yang sehat dalam artian, tanaman induk yang akan diambil buahnya sebagai bibit tidak terserang hama dan penyakit. Selain itu benih yang dipakai harus benih yang bernas atau berisi serta ukuran benihnya seragam. Kebutuhan benih setiap hektar adalah sekitar 150– 300 gram dengan daya tumbuh lebih dari 90 gram. 
Berikut ini Merupakan Tahap-tahap Pembudidayaan Tanaman Cabai 

A. Penyemaian 
Menyiapkan media semai berupa tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Dengan ketinggian media semai sekitar 20 cm dan panjang 1m. Sebaiknya pada persemaian diberi naungan berupa alang alang atau daun lain agar bibit yang masih muda tidak terkena sinar matahari secara langsung. Selanjutnya benih disebar pada media semai yang sudah dibuat secara merata kemudian ditutup dengan tanah tipis. Agar benih cepat tumbuh perlu dilakukan penyiraman. 

B. Penyiapan Lahan 
Tanaman cabai mudah tumbuh hampir pada seluruh lahan pertanian yang tanaman lain dapat hidup. Namun agar tanaman dapat tumbuh dengan subur dan menghasilkan buah yang baik, perlu dicari lahan yang subur untuk melakukan budidaya. Keriteria tanah yang bagus untuk budidaya cabai adalah gembur, kaya bahan organik, tidak berair atau becek,dan memiliki ph sekitar 5–6,8.(Rukman 1994)
Tanah pada lahan yang akan ditanami dibersihkan dari rumput kemudian digemburkan bisa dengan cara dicangkul atau dibajak dengan traktor. Setelah tanah digemburkan selanjutnya dibuat bedengan dengan arah dari timur kebarat agar seluruh tanaman nantinya mendapat sinar matahari secara merata. Ukuran bedengsan biasanya dibuat dengan lebar sekitar 100–150 cm dan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan setempat. 

C. Pemasangan Mulsa 
Setelah terbentuk bedengan, selanjutnya dipasang mulsa hitam perak pengan posisi warna perak diatas agar dapat memantulkan sinar matahari sehingga hama yang bersembunyi dibawah daun akan pergi. Sebaiknya pemasangan mulsa dilakukan pada siang hari pada saat matahari terik agar mulsa tidak mudah sobek ketika ditarik. Cara pemasanganya adalah dengan cara menarik kedua ujung memanjang di atas bedengan, lalu pasang pasak dari bambu berbentuk u pada sisi kanan dan kiri bedengan. Jika mulsa sudah terpasang, Lubangi mulsa yang telah terpasang dengan menggunakan potongan kaleng yang tajam dengan cara ditekan, kemudian buat lubang tanam pada mulsa yang sudah dilubangi. Jarak pembuatan lubang tam adalah 60x70 atau 70x70 cm 

D. Penanaman 
Penanaman bibit tanaman cabai sebaiknya dilakukan pada sore atau pagi hari. Karena jika dilakukan pada siang hari, tanaman akan layu karena bibit masih lemah dan perlu penyesuaian dengan suhu panas secara bertahap. Bibit yang ditanam sebaiknya bibit yang telah berumur 17– 23 hari atau telah memiliki jumlah daun sebanyak 2–4 helai. Cara penanamanya adalah dengan mengambil bibit dari tempat persemaia, pengambilan bibit dilakukan secara hati hati. Dengan mencongkel media semai menggunakan solel agar akar tanaman muda tidak rusak, pada waktu menanam usahakan akar tunggang tanaman jangan sampai patah ataupun membengkok. Pada bedengan yang akan ditanami dibuat lubang tanam sesuai dengan panjang akar tanaman, kemudian beri pupuk dasar dan tanam tanaman pada lubang tersebut. Setelah ditanam, Sebaiknya tanaman segera duisiram dan diberi penutup seperti pelepah pisang atau daun daun lainya untuk mencegah layu yang dapat menyebabkan tanaman mati (Pracaya, 1993) 

E. Panen 
Jika tanaman dirawat dengan baik biasanya sudah dapat dipanen pada usia 4 bulan , pemanenan dapat dilakukan sebanyak 2 kali seminggu. Kriteria buah yang sudah siap panen adalah buah yang bener bener tua. biasanya ditandai dengan biji yang padat, berisi dan apabila ditekan buahnya keras, buahnya berwarna hijau tua atau hijau kemerah merahan. Biasanya pemanenenan yang dilakukan oleh petani dimajukan atau diundur beberapa hari tergantung waktu harga yang sedang tinggi. Memanenanya dilakukan dengan cara memetik tangkai buah secara hati hati agar percabangan dan calon bunga tidak patah atau rusak. Panen dapat dilakukan sampai tanaman berumur 2–3 tahun dengan jumlah panen sampai 96 kali. Pada umumnya sawat panen pertama hanya menghasilkan cabai sedikit kemudian pada panen berikutnya bertambah terus sampai mencapai puncaknya dan selanjutnya akan semakin berkurang hingga akhirnya tanaman mati,berkurang hingga akhirnya tanaman mati. 
Di kesempatan kali ini kita akan bersama-sama belajar dari salah seorang petani yang beralamatkan Gampong Matang Seulimeng bernama Bapak Muhsin. Beliau ini adalah salah satu petani cabai yang berlokasi di Kecamatan Langsa Barat, Kota Langsa. 
Tidak hanya beliau saja yang membudidayakan cabai tapi masyarakat sekitarnya pun juga rata rata bermata pencahariaan sebagai petani. Sehingga tidak heran lagi jika memang di wilayah Bapak Muhsin ini merupakan wilayah pertanian yang bisa di katakan sangat maju. 
Karena tidak hanya disektor pertaniannya saja yang sudah sangat maju dengan pesat jika dibandingkan di wilayah lain taraf petani di sekitar wilayah beliaupun juga bisa dikatan mempunyai taraf ekonomi yang sangat baik. Dengan menggunakan system tanam serempak dan bekerja sama dengan para bakul dan pengalokasian pemasaran yang tertata dengan baik pula sehingga pada wilayah beliau ini harga panen dari petani khususnya pada hasil panen budidaya cabai sangatlah baik. 
Oleh sebab itulah di sini kita akan memberikan sedikit informasi mengenai teknologi atau cara budidaya cabai terbaru yang di gunakakan oleh para petani diwilayah tersebut khususnya juga dipakai oleh Bapak Muhsin sendiri, yang mana penggunaan mulsa plastik hitam perak yang umumnya digunakan bertanam cabai diganti dengan jerami padi. 

ALASAN PENGGUNAAN JERAMI SEBAGAI PENGGANTI MULSA PLASTIK 

Mungkin sahabat petani semua saat ini bertanya-tanya mengapa harus menggunakan jerami padi sebagai pengganti mulsa plastik hitam perak? Dan ternyata Bapak Muhsin sendiri ternyata sudah mempertimbangkan banyak hal sehingga beliau tidak sembarang memilih suatu bahan yang akan digunakan dimana bahan tersebut nantinya akan sebagai pengganti mulsa. 
Nah berikut ini adalah pemaparan beliau saat kami wawancara : 

1.Mampu Mengurangi Biaya 
Alasan yang pertama kenapa beliau mengguanakan jerami padi sebagai pengganti mulsa adalah sebagai salah satu cara untuk mengurangi atau menghemat biaya produksisaat pengolahan lahan atau pembuatan bedengan dimana itu nanti akan di tanami tanaman palawija khususnya tanaman cabai. 
Kita disini pun semua tahu bahwa penggunaan biaya untuk pengguanaan mulsa sendiri untuk sebagai modal awal penanam berbagai budidaya sayur yang tidak lepas dari kebutuhan plastik mulsa yang dimana jika kita membeli plastik mulsa sendiri kita perlu mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Sehingga beliau lebih memilih untuk menggunakan jerami padi sebagai pengganti mulsa dengan harapannya biaya akan semakin irit dan biaya yang seharusnya untuk membeli mulsa bisa dialokasikan ke yang lain. 

2.Menggunakan Bahan Organik Alami 
“Kembali Ke Alam” tutur beliau sebagai alasan kedua mengapa beliau menggunakan padi jerami sebagai pengganti mulsa untuk budidaya cabainya saat ini. Karena memnag tidak bisa kita pungkiri saat ini banyak sekali penggunaan bahan bahan kimia yang di gunakan oleh petani sebagai komponen pendukung budidaya pertanian dengan harapan hasil panen bisa melimpah tanpa memikirkan jangka kedepannya 
Itulah mengapa Bapak Muhsin ini menggunakan bahan organik jerami padi sebagai pengganti mulsanya, Karena menurut beliau jerami padi ini tidak hanya sebagai pelindung tanaman dan juga memperlambat bertumbuhnya gulma-gulmai seperti fungsi mulsa pada umunya. Akan tetapi jerami padi ini jika nanti membusuk secara sendirinya sejalan dengan pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan, maka secara tidak langsung akan menjadi pupuk organik oleh tanaman tanpa meninggalkan fungsi utamanya seperti mulsa 
Perlu sahabat petani ketahui juga dalam budidaya cabainya Bapak Muhsin ini tidak menggunakan pupuk dasar sama sekali. Beliau hanya menggunakan sistem kocor sebagai pengganti pupuk dasarnya. Hal tersebut dilakukan karena dengan menggunakan sistem kocor pupuk yang digunakan akan lebih mudah di serap oleh tanaman karena sudah berbentuk cair. 
Sedangkan pupuk yang beliau gunakan sendiri adalah pupuk kocor pada umumnya yakni pupuk jenis NPK dan apabila tanaman sudah masuk ke masa generativ beliau menggantinya dengan menggunakan pupuk KCl agar pertumbuhan bunga dan buahnya dapat tumbuh secara maksimal. 
Selain penggunakan pupuk kocor ternyata beliau juga memperhatikan penggunakan nutrisi tanaman melalu aplikasi semprot. Hal tersebut menurut beliau juga merupakan hal yang sangat penting karena untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman. Karena seperti yang sudah kita jelaskan di awal tadi bahwa lahan beliau ini merupakan lahan yang tidak menggunakan pupuk dasar sama sekali sehingga bisa kita ketahui bersama betapa sangat penting sekali penggunaan nutrisi sebagai pemaksimal tanamannya

Penulis blog

Tidak ada komentar