Artikel ditulis oleh Aya Sumayya dan Cut Nima Silviyana |
Tanaman cabai (capsicum anum L) adalah tanaman perdu yang memiliki rasa buah pedas.
Secara umum cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin ,diantaranya adalah kalori,
protein, lemak, karbohidrat, kalsium, vitamin A, B1, dan vitamin C. Cabai banyak dibudidayakan
masyarakat petani karena harga jualnya yang tinggi.Dalam budidaya cabai ada namanya proses
pemilihan benih dan pembibitan, kriteria benih yang baik digunakan sebagai bibit adalah benih
berasal dari pohon yang sehat dalam artian, tanaman induk yang akan diambil buahnya sebagai
bibit tidak terserang hama dan penyakit. Selain itu benih yang dipakai harus benih yang bernas
atau berisi serta ukuran benihnya seragam. Kebutuhan benih setiap hektar adalah sekitar 150–
300 gram dengan daya tumbuh lebih dari 90 gram.
Berikut ini Merupakan Tahap-tahap Pembudidayaan Tanaman Cabai
A. Penyemaian
Menyiapkan media semai berupa tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1.
Dengan ketinggian media semai sekitar 20 cm dan panjang 1m. Sebaiknya pada persemaian diberi
naungan berupa alang alang atau daun lain agar bibit yang masih muda tidak terkena sinar
matahari secara langsung. Selanjutnya benih disebar pada media semai yang sudah dibuat secara
merata kemudian ditutup dengan tanah tipis. Agar benih cepat tumbuh perlu dilakukan
penyiraman.
B. Penyiapan Lahan
Tanaman cabai mudah tumbuh hampir pada seluruh lahan pertanian yang tanaman lain
dapat hidup. Namun agar tanaman dapat tumbuh dengan subur dan menghasilkan buah yang
baik, perlu dicari lahan yang subur untuk melakukan budidaya. Keriteria tanah yang bagus
untuk budidaya cabai adalah gembur, kaya bahan organik, tidak berair atau becek,dan
memiliki ph sekitar 5–6,8.(Rukman 1994)
Tanah pada lahan yang akan ditanami dibersihkan dari rumput kemudian digemburkan
bisa dengan cara dicangkul atau dibajak dengan traktor. Setelah tanah digemburkan selanjutnya
dibuat bedengan dengan arah dari timur kebarat agar seluruh tanaman nantinya mendapat sinar
matahari secara merata. Ukuran bedengsan biasanya dibuat dengan lebar sekitar 100–150 cm
dan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan setempat.
C. Pemasangan Mulsa
Setelah terbentuk bedengan, selanjutnya dipasang mulsa hitam perak pengan posisi warna perak
diatas agar dapat memantulkan sinar matahari sehingga hama yang bersembunyi dibawah daun
akan pergi. Sebaiknya pemasangan mulsa dilakukan pada siang hari pada saat matahari terik agar
mulsa tidak mudah sobek ketika ditarik. Cara pemasanganya adalah dengan cara menarik kedua
ujung memanjang di atas bedengan, lalu pasang pasak dari bambu berbentuk u pada sisi kanan dan
kiri bedengan. Jika mulsa sudah terpasang, Lubangi mulsa yang telah terpasang dengan
menggunakan potongan kaleng yang tajam dengan cara ditekan, kemudian buat lubang tanam pada
mulsa yang sudah dilubangi. Jarak pembuatan lubang tam adalah 60x70 atau 70x70 cm
D. Penanaman
Penanaman bibit tanaman cabai sebaiknya dilakukan pada sore atau pagi hari. Karena jika
dilakukan pada siang hari, tanaman akan layu karena bibit masih lemah dan perlu penyesuaian
dengan suhu panas secara bertahap. Bibit yang ditanam sebaiknya bibit yang telah berumur 17–
23 hari atau telah memiliki jumlah daun sebanyak 2–4 helai. Cara penanamanya adalah dengan
mengambil bibit dari tempat persemaia, pengambilan bibit dilakukan secara hati hati. Dengan
mencongkel media semai menggunakan solel agar akar tanaman muda tidak rusak, pada waktu
menanam usahakan akar tunggang tanaman jangan sampai patah ataupun membengkok. Pada
bedengan yang akan ditanami dibuat lubang tanam sesuai dengan panjang akar tanaman, kemudian
beri pupuk dasar dan tanam tanaman pada lubang tersebut. Setelah ditanam, Sebaiknya tanaman
segera duisiram dan diberi penutup seperti pelepah pisang atau daun daun lainya untuk mencegah
layu yang dapat menyebabkan tanaman mati (Pracaya, 1993)
E. Panen
Jika tanaman dirawat dengan baik biasanya sudah dapat dipanen pada usia 4 bulan ,
pemanenan dapat dilakukan sebanyak 2 kali seminggu. Kriteria buah yang sudah siap panen adalah
buah yang bener bener tua. biasanya ditandai dengan biji yang padat, berisi dan apabila ditekan
buahnya keras, buahnya berwarna hijau tua atau hijau kemerah merahan. Biasanya pemanenenan
yang dilakukan oleh petani dimajukan atau diundur beberapa hari tergantung waktu harga yang
sedang tinggi. Memanenanya dilakukan dengan cara memetik tangkai buah secara hati hati agar
percabangan dan calon bunga tidak patah atau rusak. Panen dapat dilakukan sampai tanaman
berumur 2–3 tahun dengan jumlah panen sampai 96 kali. Pada umumnya sawat panen pertama
hanya menghasilkan cabai sedikit kemudian pada panen berikutnya bertambah terus sampai
mencapai puncaknya dan selanjutnya akan semakin berkurang hingga akhirnya tanaman
mati,berkurang hingga akhirnya tanaman mati.
Di kesempatan kali ini kita akan bersama-sama belajar dari salah seorang petani yang
beralamatkan Gampong Matang Seulimeng bernama Bapak Muhsin. Beliau ini adalah salah satu
petani cabai yang berlokasi di Kecamatan Langsa Barat, Kota Langsa.
Tidak hanya beliau saja yang membudidayakan cabai tapi masyarakat sekitarnya pun juga
rata rata bermata pencahariaan sebagai petani. Sehingga tidak heran lagi jika memang di wilayah
Bapak Muhsin ini merupakan wilayah pertanian yang bisa di katakan sangat maju.
Karena tidak hanya disektor pertaniannya saja yang sudah sangat maju dengan pesat jika
dibandingkan di wilayah lain taraf petani di sekitar wilayah beliaupun juga bisa dikatan
mempunyai taraf ekonomi yang sangat baik. Dengan menggunakan system tanam serempak dan
bekerja sama dengan para bakul dan pengalokasian pemasaran yang tertata dengan baik pula
sehingga pada wilayah beliau ini harga panen dari petani khususnya pada hasil panen budidaya
cabai sangatlah baik.
Oleh sebab itulah di sini kita akan memberikan sedikit informasi mengenai teknologi atau
cara budidaya cabai terbaru yang di gunakakan oleh para petani diwilayah tersebut khususnya
juga dipakai oleh Bapak Muhsin sendiri, yang mana penggunaan mulsa plastik hitam perak yang
umumnya digunakan bertanam cabai diganti dengan jerami padi.
ALASAN PENGGUNAAN JERAMI SEBAGAI PENGGANTI MULSA PLASTIK
Mungkin sahabat petani semua saat ini bertanya-tanya mengapa harus menggunakan jerami
padi sebagai pengganti mulsa plastik hitam perak? Dan ternyata Bapak Muhsin sendiri ternyata
sudah mempertimbangkan banyak hal sehingga beliau tidak sembarang memilih suatu bahan yang
akan digunakan dimana bahan tersebut nantinya akan sebagai pengganti mulsa.
Nah berikut ini adalah pemaparan beliau saat kami wawancara :
1.Mampu Mengurangi Biaya
Alasan yang pertama kenapa beliau mengguanakan jerami padi sebagai pengganti
mulsa adalah sebagai salah satu cara untuk mengurangi atau menghemat biaya produksisaat
pengolahan lahan atau pembuatan bedengan dimana itu nanti akan di tanami tanaman
palawija khususnya tanaman cabai.
Kita disini pun semua tahu bahwa penggunaan biaya untuk pengguanaan mulsa sendiri
untuk sebagai modal awal penanam berbagai budidaya sayur yang tidak lepas dari kebutuhan
plastik mulsa yang dimana jika kita membeli plastik mulsa sendiri kita perlu mengeluarkan biaya
yang tidak sedikit. Sehingga beliau lebih memilih untuk menggunakan jerami padi sebagai
pengganti mulsa dengan harapannya biaya akan semakin irit dan biaya yang seharusnya untuk
membeli mulsa bisa dialokasikan ke yang lain.
2.Menggunakan Bahan Organik Alami
“Kembali Ke Alam” tutur beliau sebagai alasan kedua mengapa beliau menggunakan padi
jerami sebagai pengganti mulsa untuk budidaya cabainya saat ini. Karena memnag tidak bisa kita
pungkiri saat ini banyak sekali penggunaan bahan bahan kimia yang di gunakan oleh petani sebagai
komponen pendukung budidaya pertanian dengan harapan hasil panen bisa melimpah tanpa
memikirkan jangka kedepannya
Itulah mengapa Bapak Muhsin ini menggunakan bahan organik jerami padi sebagai
pengganti mulsanya, Karena menurut beliau jerami padi ini tidak hanya sebagai pelindung
tanaman dan juga memperlambat bertumbuhnya gulma-gulmai seperti fungsi mulsa pada
umunya. Akan tetapi jerami padi ini jika nanti membusuk secara sendirinya sejalan dengan
pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan, maka secara tidak langsung akan menjadi pupuk
organik oleh tanaman tanpa meninggalkan fungsi utamanya seperti mulsa
Perlu sahabat petani ketahui juga dalam budidaya cabainya Bapak Muhsin ini tidak
menggunakan pupuk dasar sama sekali. Beliau hanya menggunakan sistem kocor sebagai
pengganti pupuk dasarnya. Hal tersebut dilakukan karena dengan menggunakan sistem kocor
pupuk yang digunakan akan lebih mudah di serap oleh tanaman karena sudah berbentuk cair.
Sedangkan pupuk yang beliau gunakan sendiri adalah pupuk kocor pada umumnya yakni
pupuk jenis NPK dan apabila tanaman sudah masuk ke masa generativ beliau menggantinya
dengan menggunakan pupuk KCl agar pertumbuhan bunga dan buahnya dapat tumbuh secara
maksimal.
Selain penggunakan pupuk kocor ternyata beliau juga memperhatikan penggunakan
nutrisi tanaman melalu aplikasi semprot. Hal tersebut menurut beliau juga merupakan hal yang
sangat penting karena untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman. Karena seperti yang sudah
kita jelaskan di awal tadi bahwa lahan beliau ini merupakan lahan yang tidak menggunakan
pupuk
dasar sama sekali sehingga bisa kita ketahui bersama betapa sangat penting sekali penggunaan
nutrisi sebagai pemaksimal tanamannya
Tidak ada komentar