Ditulis Oleh: Dinda Rahmatika Mahasiswi Program Studi Perbankan Syariah IAIN Langsa
Langsa adalah
salah satu kota yang berada di provinsi Aceh, Indonesia. Kota Langsa berada
kurang lebih 400 km dari kota Banda Aceh. Pada tahun 2021, jumlah penduduk kota
Langsa sebanyak 185.622 jiwa, dengan kepadatan 707 jiwa/km². Kota Langsa merupakan kota pesisir yang terletak di
pesisir timur pulau Sumatera dan memiliki garis pantai sepanjang 16 km. Kota
Langsa merupakan kota pemekaran Kabupaten Aceh Timur dan merupakan salah
satu kota otonom termuda di Provinsi Aceh setelah Kota Sabang dan Kota
Subulussalam. Wilayah Kota Langsa berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur
di sebelah barat, utara dan selatan, Kabupaten Aceh Tamiang di sebelah timur
dan selatan, dan Selat Malaka di sebelah utara. Secara topografi, Kota
Langsa terletak pada dataran aluviasi pantai dengan elevasi sekitar 8 mdpl di
bagian barat daya dan selatan dibatasi oleh pegunungan lipatan
bergelombang sedang, dengan elevasi sekitar 75 m, sedangkan di bagian timur
merupakan endapan rawa-rawa dengan penyebaran cukup luas. Kota Langsa terdiri
dari 5 kecamatan, yaitu Kecamatan Langsa Barat, Kecamatan Langsa
Kota, Kecamatan Langsa Lama, Kecamatan Langsa Baro,
dan Kecamatan Langsa Timur.
Jumlah penduduk Kota Langsa tahun
2016 yaitu 168.820 jiwa yang terdiri dari 83.671 jiwa penduduk laki-laki dan
85.149 jiwa penduduk perempuan.Kepadatan penduduk di Kota Langsa pada tahun
2016 sebesar 704 jiwa/km2 dengan kecamatan terpadat yaitu Kecamatan Langsa Kota
sebesar 6.744 jiwa/km2 dan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah yaitu
Kecamatan Langsa Timur sebesar 194 jiwa/km2. Laju pertumbuhan penduduk
Kota Langsa cenderung positif setiap tahunnya. Pada tahun 2015-2016, laju
pertumbuhan penduduknya mencapai 1,77%. Berdasarkan komposisi penduduk
berdasarkan usia, jumlah penduduk berusia 0-9 tahun merupakan kelompok usia
dengan jumlah terbanyak. Hal ini menunjukkan tingginya angka kelahiran di Kota
Langsa. Kota Langsa - Salah satu Desa/Gampong yang mendapatkan
perhatian Pemerintah untuk dimekarkan adalah adalah Gampong Sungai Pauh, yang
dalam proses tersebut juga dilakukan musyawarah yang melibatkan Kepala
Desa/Geuchik, Tuha Peut Gampong, serta tokoh–tokoh lainnya yang berpengaruh
dalam hal pengambilan Keputusan. Dan pada akhirnya pada Tahun 2011 secara resmi
Gampong Sungai Pauh dimekarkan menjadi 4 (Empat) Desa/Gampong yang peresmiannya
pada saat itu bertempat di halaman Mesjid Darul Muttaqin Gampong Sungai Pauh,
dan terdiri dari : Gampong Sungai Pauh (Gampong Induk), Gampong Sungai Pauh
Pusaka (Gampong Pemekaran), Gampong Sungai Pauh Tanjong (Gampong Pemekaran),
Gampong Sungai Pauh Firdaus (Gampong Pemekaran). Sebelah Utara berbatas dengan
Gampong Sungai Pauh Pusaka dan Gampong Kuala Langsa, Sebelah Selatan berbatas
dengan Gampong Blang Seunibong dan Gampong Mutia, sebelah Timur berbatas dengan
Gampong Sungai Pauh Firdaus dan Gampong Alue Beurawe, dan sebelah Barat
berbatas dengan Gampong Matang seulimeng dan Gampong Lhok Bani.
Gampong Sungai Pauh terletak pada
wilayah datar pesisir barat Aceh Besar yang memiliki bentuk Linier. Bagian
utama Gampong adalah Jalan Utama pada sumbu Utara–Selatan. Dominasi penggunaan
lahan berupa Pemukiman penduduk berkembang disepanjang ruas jalan utama dan
disepanjang jalan Sekunder, area persawahan (Unsur Pertanian) dan perkebunan
terletak setelah area pemukiman. Sebagian wilayah terdiri dari pemandangan
rawa, dan sebagian lainnya adalah lahan area pertambakan dan juga Hutan Mangrove
(Hutan Bakau).
Masyarakat sungai
pauh biasanya memiliki mata pencaharian yaitu sepeprti nelayan dan ada juga
sebagian yang membudidayakan ikan, udang atau pun kepiting yang akan diperjual
belikan mulai dari sekitar Kota Langsa, Luar Langsa bahkan ke luar Negeri. Dengan
adanya usaha usaha tersebut dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat setempat yang tidak memiliki pekerjaan serta dapat mensejahterakan
masyarakat sekitar.
Nah salah
satu usaha terbesar di sungai pauh ini adalah usaha penjualan kepiting, usaha
kepiting ini bernama Gudang Budiman. Usaha ini merupakan usaha turun temurun
yang hingga saat ini masih diteruskan oleh anaknya yang bernama Bapak Samsol
Bahri yang berusia 35 Tahun, Bapak Samsol Bahri merupakan warga asli sungai
pauh yang saat ini sedang meneruskan usaha keluarganya, beliau mengatakan
dengan adanya usaha ini dapat membantu masyarakat sekitar yang tidak memiliki
pekerjaan sehingga dipekerjakan pada usaha yang beliau miliki sehingga dpat
membantu perekonomian warga setempat.
Selain itu
omset atau pendapatan dari usaha ini sangat lah besar nominalnya yaitu sekitar
250 juta rupiah perbulan, kepiting ini masuk ke gudang setiap hari jadi dalam
setiap harinya pasti terjadi transaksi jual beli. Kepiting ini tidak hanya di
perjual belikan kepada masyarakat setempat atau masyarakat Kota Langsa saja
tetapi diperjual belikan juga keluar kota Langsa seperti Medan dan juga
diperjual belikan ke luar negeri seperti Malaysia, dengan kata lain usaha
kepiting Gudang Budiman ini sudah sampai mengekspor ke luar negeri.
Usaha
kepiting Gudang Budiman ini juga banyak mempekerjakan karyawan dalam
membantu dalam pemasaran kepiting. Selain memperjual belikan kepiting Gudang
Budiman ini juga memperjual belikan udang dan ikan kerapu, udang dan ikan
kerapu ini juga diperjual belikan hingga ke luar negeri sama seperti kepiting.
Harapannya usaha ini terus dikembangkan agar bisa meningkatkan perekonomian
daerah dengan omset yang sangat besar setiap bulannya.
Tidak ada komentar