Artikel ditulis oleh Riska Dwi Adinda, Mahasiswi Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, Institut Agama Islam Negeri Langsa. |
Makanan khas Indonesia yang berbahan dasar dari fermentasi kacang kedelai adalah tempe. Tempe merupakan makanan tradisional yang sudah mendunia. Makanan tempe dibuat dari biji kacang kedelai melalui fermentasi (ragi tempe). Dari proses fermentasi inilah yang membuat kacang kedelai mengalami penguraian dan menjadi senyawa sederhana.
Makanan tradisional tempe ini sudah dikenal sejak berabad-abad oleh masyarakat Jawa, khususnya Yogyakarta dan Surakarta. Kata “Tempe” diduga berasal dari bahasa Jawa Kuno yang disebut dengan tumpi (makanan berwarna putih yang terbuat dari tepung sagu) dikarenakan terlihat memiliki kesamaan dengan tempe segar yang juga berwarna putih. Dari alasan itulah, yang menjadi asal muasal dari mana kata “tempe” berasal (Nasional, 2012).
Dan seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi yang semakin canggih, makanan tempe sekarang bukan hanya dikenal oleh masyarakat Jawa saja, melainkan sudah diseluruh Indonesia bahkan sampai ke luar negeri. Makanan tempe telah menjadi salah satu makanan khas yang ada di Kota Langsa.
Kota Langsa merupakan salah satu kota di Aceh, Indonesia. Kota Langsa terkenal sebagai kota pendidikan, kota perdagangan, kota kuliner atau makanan dan, kota wisata. Kota Langsa terdiri dari lima kecamatan, diantaranya : Langsa Timur, yang terdiri dari 16 Gampong/ Kelurahan, Langsa Kota, yang terdiri dari 10 Gampong/ Kelurahan, Langsa Lama, yang terdiri dari 15 Gampong/ Kelurahan, Langsa Baro, yang terdiri dari 12 Gampong, dan Langsa Barat, yang terdiri dari 12 Gampong (Peta Yuridiksi Mahkamah Syari’ah Langsa, 2022).
Proses pembuatan tempe di salah satu Gampong yang ada di Kota Langsa adalah Gampong Paya Bujok Tunong, Kecamatan Langsa Baro Kota Langsa Provinsi Aceh. Proses pembuatan tempe ini adalah milik seorang pengusaha bernama Ibu Fathonah. Ibu Fathonah merupakan pengusaha tempe home industry. Usaha pembuatan tempe home industry ini sudah dijalankan selama 12 tahun
Awal menjalankan usaha ini, menurut keterangan dari Ibu Fathonah karena ingin membantu perekonomian keluarganya. Dengan semangat yang luar biasa dan pantang menyerah akhirnya Ibu Fathonah bisa mengembangkan usaha pembuatan tempe home indudtrynya sampai pada tahap sekarang. Sangat banyak rintangan dan cobaan kehidupan dari keluarga Ibu Fathonah. Salah satu cobaannya adalah sang suami dari Ibu Fathonah tidak bisa bekerja lagi dikarenakan kondisi fisik nya yang sudah tidak sehat. Dan sekarang pada kenyataannya Ibu Fathonah yang menjadi kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.
Walaupun dalam keadaan yang seperti ini, keluarga Ibu Fathonah sangat lah akur. Mereka saling membantu satu sama lain dalam menjalankan usaha pembuatan tempe home industry ini. Dimulai dari anak-anak Ibu Fathonah yang sudah memiliki masing-masing tugas, suami Ibu Fathonah juga ikut membantu. Bahkan Ibu Fathonah juga memiliki beberapa karyawan yang membantunya dalam proses pembuatan tempe home industry ini.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Fathonah terkait dengan proses pembuatan tempe, diantaranya :
- Pemilihan kacang kedelai
Kacang kedelai yang akan dijadikan sebagai bahan dasar dalam pembuatann tempe haruslah bagus dan padat berisi. Dilakukan nya proses pemilihan agar menghasilkan tempe yang baik dan berkualitas nantinya. Dengan cara tempatkan kacang kedelai pada tampah, lalu ditampi.
- Pencucian kacang kedelai
Setelah proses pemilihan kacang kedelai selesai, setelah itu lakukanlah pencuci kacang kedelai dengan air mengalir.
- Perendaman kacang kedelai
kacang kedelai direndam dalam air selama 12 jam, agar memudahkan pengelupasan kulit pada biji kedelai. Proses perendaman kacang kacang kedelai dalam air telah terjadi proses fermentasi oleh bakteri yang ada di air.
- Mengupas kulit-kulit yang ada pada kacang kedelai.
Proses pengupasan kacang kedelai dapat dilakukan dengan menggunakan alat pengupas kacang.
- Penggilingan biji kedelai
Setelah selesai pengupasan kacang kedelai, cuci kembali biji tersebut kemudian giling kacang kedelai dengan menggunakan alat penggiling kacang.
- Perebusan kacang kedelai
Setelah proses pengggilingan selesai, cuci kembali kacang kedelai lalu rebuslah kacang kedelai tersebut sampai mendidih.
- Penirisan dan pendinginan
kacang yang telah direbus sampai mendidih kemudian ditiriskan dengan menempatkan di atas terpal yang lebar dan besar agar lebih mudah ditiris dan cepat dingin.
- Penambahan ragi
Takaran dalam penambahan ragi sebanyak satu sendok makan kemudian di aduk dan dicampur rata yang dilakukan di atas terpal besar.
- Pembungkusan bahan
Pembungkusan bahan bisa menggunakan kertas yang di atas nya ditempatkan daun pisang. Penempatan daun pisang di atas kertas agar kacang kedelai tidak menyentuh kertas, karena jika terkena kertas maka kacang kedelai akan membusuk atau menghitam.
- Fermentasi, pemecahan senyawa kompleks
Setelah semua kacang kedelai sudah terbungkus rapi, calon tempe di fermentasikan pada suhu kamar 38-40°C kemudian susunlah dan biarkan semalaman, maka akan terjadi penyatuan antara kacang kedelai dengan tepung ragi yang disebut dengan tempe.
Jadi, apa sih tujuan dari fermentasi pada tempe?
Menurut Harisudin, dkk (2021), (dalam Cahyadi, 2007), menyebutkan bahwa proses fermentasi yang terjadi pada tempe bisa menghilangkan aroma langu yang berasal dari kedelai, yang dikarenakan adanya aktivitas yang berasal dari suatu enzim yang biasa disebut lipoksigenase.(Harisudin et al., 2021).
Tidak ada komentar