ACEH ARTIKEL BERITA DAERAH

Perkembangan Kesahatan Masyarakat Yang Ada di Kota Langsa

Walies MH
Desember 20, 2022
0 Komentar
Beranda
ACEH
ARTIKEL
BERITA
DAERAH
Perkembangan Kesahatan Masyarakat Yang Ada di Kota Langsa

Perkembangan Kesehatan masyarakat di Indonesia (Sumber : Notoatmodjo, 2003) , Abad Ke-16 – Pemerintahan Belanda mengadakan upaya pemberantasan cacar dan kolera yang sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu. Sehingga berawal dari wabah kolera tersebut maka pemerintah Belanda pada waktu itu melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat. Tahun 1807 – Pemerintahan Jendral Daendels, telah dilakukan pelatihan dukun bayi dalam praktek persalinan. Upaya ini dilakukan dalam rangka upaya penurunan angka kematian bayi pada waktu itu, tetapi tidak berlangsung lama, karena langkanya tenaga pelatih. Tahun 1888 – Berdiri pusat laboratorium kedokteran di Bandung, yang kemudian berkembang pada tahun-tahun berikutnya di Medan, Semarang, surabaya, dan Yogyakarta. Laboratorium ini menunjang pemberantasan penyakit seperti malaria, lepra, cacar, gizi dan sanitasi.Tahun 1925 – Hydrich, seorang petugas kesehatan pemerintah Belanda mengembangkan daerah percontohan dengan melakukan propaganda (pendidikan) penyuluhan kesehatan di Purwokerto, Banyumas, karena tingginya angka kematian dan kesakitan. Tahun 1927 – STOVIA (sekolah untuk pendidikan dokter pribumi) berubah menjadi sekolah kedokteran dan akhirnya sejak berdirinya UI tahun 1947 berubah menjadi FKUI.

Sekolah dokter tersebut punya andil besar dalam menghasilkan tenaga-tenaga (dokter-dokter) yang mengembangkan kesehatan masyarakat Indonesia Tahun 1930 – Pendaftaran dukun bayi sebagai penolong dan perawatan persalinan Tahun 1935 – Dilakukan program pemberantasan pes, karena terjadi epidemi, dengan penyemprotan DDT dan vaksinasi massal. Tahun 1951 -Diperkenalkannya konsep Bandung (Bandung Plan) oleh Dr.Y. Leimena dan dr Patah (yang kemudian dikenal dengan Patah-Leimena), yang intinya bahwa dalam pelayanan kesehatan masyarakat, aspek kuratif dan preventif tidak dapat dipisahkan.

Konsep ini kemudian diadopsi oleh WHO.Diyakini bahwa gagasan inilah yang kemudian dirumuskan sebagai konsep pengembangan sistem pelayanan kesehatan tingkat primer dengan membentuk unit-unit organisasi fungsional dari Dinas Kesehatan Kabupaten di tiap kecamatan yang mulai dikembangkan sejak tahun 1969/1970 dan kemudian disebut Puskesmas. Tahun 1952 – Pelatihan intensif dukun bayi dilaksanakan Tahun 1956 – Dr.Y.Sulianti mendirikan “Proyek Bekasi” sebagai proyek percontohan/model pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat dan pusat pelatihan, sebuah model keterpaduan antara pelayanan kesehatan pedesaan dan pelayanan medis. Tahun 1967 – Seminar membahas dan merumuskan program kesehatan masyarakat terpadu sesuai dengan masyarakat Indonesia. Kesimpulan seminar ini adalah disepakatinya sistem Puskesmas yang terdiri dari Puskesmas tipe A, tipe B, dan C.Tahun 1968 – Rapat Kerja Kesehatan Nasional, dicetuskan bahwa Puskesmas adalah merupakan sistem pelayanan kesehatan terpadu, yang kemudian dikembangkan oleh pemerintah (Depkes) menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).

Puskesmas disepakati sebagai suatu unit pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kuratif dan preventif secara terpadu, menyeluruh dan mudah dijangkau, dalam wilayah kerja kecamatan atau sebagian kecamatan di kotamadya/kabupaten. Tahun 1969 : Sistem Puskesmas disepakati dua saja, yaitu tipe A (dikepalai dokter) dan tipe B (dikelola paramedis). Pada tahun 1969-1974 yang dikenal dengan masa Pelita 1, dimulai program kesehatan Puskesmas di sejumlah kecamatan dari sejumlah Kabupaten di tiap Propinsi. Tahun 1979 Tidak dibedakan antara Puskesmas A atau B, hanya ada satu tipe Puskesmas saja, yang dikepalai seorang dokter dengan stratifikasi puskesmas ada 3 (sangat baik, rata-rata dan standard). Selanjutnya Puskesmas dilengkapi dengan piranti manajerial yang lain, yaitu Micro Planning untuk perencanaan, dan Lokakarya Mini (LokMin) untuk pengorganisasian kegiatan dan pengembangan kerjasama tim. Tahun 1984 Dikembangkan program paket terpadu kesehatan dan keluarga berencana di Puskesmas (KIA, KB, Gizi, Penaggulangan Diare, Immunisasi) Awal tahun 1990-an Puskesmas menjelma menjadi kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga memberdayakan peran serta masyarakat, selain memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

Dan sekarang sedang banyak nya imunisasi polio di berbagai daerah di indonesia. Imunisasi polio begitu penting karena dapat mencegah penyakit polio yang merupakan penyakit infeksi oleh virus yang dapat menyebabkan kelumpuhan. Ini merupakan program wajib yang canangkan oleh pemerintah Indonesia, selama bertahun-tahun menjalankan program ini akhirnnya pada tahun 2014 Indonesia dinyatakan bebas polio. Ada juga manfaat saat imunisasi polio, Tujuan imunisasi polio adalah untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit polimielitis. Oleh karena itu sudah jelas bahwa manfaat imunisasi polio adalah mencegah penyakit polio atau lumpuh layu. Baik perindividu maupun secara luas pada masyarakat. Karena apabila sebagian besar terimunisasi maka yang lain juga akan terlindungi dari penularan.Fungsi dan manfaat imunisasi polio adalah mencegah penyakit polio atau lumpuh layu yang bisa membuat kelumpuhan, bahkan berpotensi menyebabkan kematian. Vaksin polio termasuk ke dalam imunisasi anak yang wajib diberikan sebelum bayi berusia 6 bulan bersamaan dengan vaksin hepatitis B, DPT, dan HiB. Imunisasi polio juga termasuk dalam daftar imunisasi yang harus diulang. Dalam situs resminya, Center for Disease Control and Prevention (CDC) menjelaskan bahwa penyebab penyakit ini ialah virus polio yang menyerang otak dan sumsum tulang belakang. Akibat penyakit ini, penderita tidak bisa menggerakan bagian tubuh tertentu, biasanya terjadi pada salah satu atau bahkan kedua kakinya.

 

Artikel disusun oleh : Sukmawati BR Sembiring Mahasiswi Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah KKNT KS ( Kerja Sosial )


Penulis blog

Tidak ada komentar