Pesatnya perkembangan pembangunan permukiman di Desa Paya Bedi, Kecamatan Rantau, Aceh Tamiang, memberikan dampak yang cukup besar bagi masyarakat didalamnya serta lingkungan sekitarnya. Terlebih lagi dengan adanya arus deras migrasi penduduk dari daerah lain disekitarnya maupun dari luar Kota ke desa menyebabkan pembangunan kawasan permukiman untuk tempat tinggal terus berkembang. Hal ini jika tidak dilakukan penataan suatu kawasan yang baik dapat berakibat penyalahgunaan peruntukan lahan dan mengakibatkan terpuruknya kualitas hidup masyarakat di Desa Paya Bedi.
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (PPM) dituntut kreatif dalam menyusun program kerja yang sesuai dengan tema dan memberikan dampak jangka panjang yang positif bagi masyarakat. Hal ini dicontohkan mahasiswa KKN Kelompok berbasis KS yang berasal dari kampus IAIN Langsa melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Paya Bedi, Kecamatan Rantau, Aceh Tamiang. Di tengah curah hujan tinggi dan bencana banjir yang melanda sejumlah daerah, mahasiswa KKN Kelompok berbasis KS membersihkan saluran parit yang tersumbat akibat bencana banjir bersama warga Desa Paya Bedi, Kecamatan Rantau, Aceh Tamiang.
Bila musim penghujan datang, beberapa wilayah di Kabupaten Aceh Tamiang terkena dampak banjir dan salah satunya adalah di Desa Paya Bedi, Kecamatan Rantau. Salah satu penyebab terjadinya banjir selama musim hujan adalah drainase yang tersumbat yang diakibatkan oleh perilaku buruk masyarakat sekitar yaitu membuang sampah sembarangan sehingga menyumbat drainase. Saluran drainase tersebut menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir di Desa Paya Bedi pada musim hujan. Hal ini dikarenakan masyarakat banyak yang membuang sampah sembarangan di sepanjang saluran drainase tersebut. Selain itu dampak tersumbatnya drainase karena banyaknya tumbuh eceng gondok didekat saluran ini.
Eceng gondok di Rawa Desa Paya Bedi dinilai sering membikin pusing banyak orang. Keberadaan eceng gondok dianggap telah mengganggu ekosistem di Rawa Desa Paya Bedi . Eceng gondok memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Eceng gondok dengan mudah menyebar melalui saluran air ke badan air lainnya. Eceng gondok hidup mengapung di air dan kadang-kadang berakar dalam tanah. Tingginya sekitar 0,4-0,8 meter. Tidak mempunyai batang. Daunnya tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai daun menggelembung.
Pembersihan eceng gondok menjadi salah satu fokus kegiatan Kelompok berbasis KS yang berasal dari kampus IAIN Langsa bersama masyarakat sekitar dan perangkat desa ini. “Hari ini, merupakan kegiatan warga desa dan sekitarnya dengan sukarelawan serta perangkat desa di desa paya bedi yang ikut serta dalam kegiatan gotong royong ini. Kegiatan ini patut didukung dan harus dilakukan secara bertahap. Jangan berhenti di sini. Pertumbuhan eceng gondok di sini sudah sangat parah. Kalau tidak sering dibersihkan, kami memperkirakan satu tahun ke depan Rawa Desa Paya Bedi akan tertutupi eceng gondok,” kata Bapak bapak Nazaruddin Sebagai kepala dusun Karya di Desa Paya Bedi, Kecamatan Rantau. Beliau mengatakan kegiatan bersih-bersih eceng gondok kali sudah lama tidak dilakukan gotong royong ini dilaksanakan akibat banjir yang terjadi sehingga berdampak kebun warga yang tergenang air akibat tersumbatnya saluran drainase akibat banyaknya tumbuh eceng gondok.
Selain itu salah satu anggota kelompok KKN Kelompok berbasis KS, IAIN Langsa , Aulia Husniati mengatakan kegiatan ini dilakukan untuk mengantisipasi timbulnya banjir dan meminimalisir datangnya penyakit seperti demam berdarah dengeu (DBD). Saluran pembuangan air yang tersumbat akan membuat air tergenang sehingga menjadi rawan bakteri, kuman, dan kotoran. “Selain itu, saluran air tersumbat juga dapat menyebabkan bau tak sedap sehingga mengganggu kenyamanan masyarakat Desa,” ujar Aulia, beberapa waktu lalu.
Sementara itu, dosen pembimbing lapangan (DPL) KKN Kelompok berbasis KS, IAIN Langsa Bapak Mustamar Iqbal Siregar mengharapkan mahasiswa untuk lebih peka terhadap lingkungan masyarakat dan bisa membantu masalah masyarakat seperti memperbaiki saluran air ini. “Program ini sangat efisien dan efektif dan memberikan dampak jelas bagi masyarakat terutama di musim penghujan akhir tahun ini,” ujar Bapak Mustamar Iqbal Siregar.
Kegiatan ini mendapat respon positif oleh Pihak Kelurahan dan masyarakat sekitar seperti yang dikutip dari pernyataan salah satu warga desa“Terima kasih telah membantu warga daerah sini bersih-bersih selokan, selokan yang kotor ini sering menyebabkan banjir dan kesehatan anak jadi terganggu. Semoga hal ini membuat warga sini melek agar tidak lagi membuang sampah di selokan terutama anak-anak.”
Dengan diadakannya kegiatan ini diharapkan sebagai salah satu upaya pencegahan banjir selama musim hujan terjadi, sadarnya masyarakat akan pentingnya lingkungan yang bersih, dan sebagai salah satu media pengerat antar masyarakat.
Tidak ada komentar