Pada 31 Oktober 2022 lalu daerah Aceh Tamiang terkena bencana
banjir terparah, musibah ini sebelumnya juga pernah terjadi pada tahun 2006,
dikhawatirkan apabila tidak ada penanganan serius dari pemerintah daerah akan
mengakibatkan potensi banjir lebih parah lagi pada tahun yang akan mendatang.
Hal ini turut disampaikan oleh bapak Bupati Aceh Tamiang, Mursil
saat menerima bantuan dari Pj Aceh Besar Muhaammad Iswanto Selasa (15/11/2022).
Mursil mengatakan, banjir bandang pada tahun 2006 juga menggenangi
seluruh wilayah Aceh, namun banjir tersebut tidak berlangsung lama. “Saat itu
semua wilayah di Aceh Tamiang terdampak, tapi baru tiga hari air surut.”
Singkat cerita, banjir yang terus berlangsung membuat pemerintah saat itu cepat
fokus memperbaiki infrastruktur.
“Dan beliau mengatakan bahwa tahun ini merupakan Banjir terparah
karna banjir selama 12 hari tidak surut,” disampaikan oleh Mursil.
Dalam kesempatan itu, Mursil mengucapkan terima kasih kepada
seluruh masyarakat Aceh Besar atas perhatiannya terhadap bencana yang
telah terjadi.
“Atas nama rakyat Aceh Tamiang, terima kasih
banyak. Semoga ini jadi amal jariyah dunia akhirat nanti,” Ucap Mursil.
Sejak Senin (31/10/2022) lalu, banjir Aceh Tamiang mulai melanda hulu.
Aliran sungai yang tinggi tidak hanya membanjiri
ribuan rumah, tetapi juga memblokir akses jalan raya nasional selama empat
hari.
Hingga pada hari ke-16,
dampak dari banjir tersebut masih dirasakan masyarakat di hilir.
Banyak fasilitas umum yang masih tidak
berfungsi, seperti 4 puskesmas, 12 puskesmas pembantu, dan 78 poskesdes yang
masih terendam banjir
Selain itu, 42 masjid
dan 44 meunasah terendam banjir dan belum dapat digunakan.
- Dampak Jalan Pasca –Hujan dan Banjir di Desa Pandan Sari
Dampak Lainya yaitu akses jalan menuju sekolah sangat sulit di lewati yang membuat anak – anak sekolah susah untuk pergi ke sekolah – masing, Terkadang karna hal ini anak- anak jadi malas pergi ke sekolah karena susahnya melintasi jalan ini dan akan membuat seragam sekolah mereka kotor.
Saat ini belum ada upaya yang di lakukan warga setempat untuk menanggulangi jalanan yang sulit di lewati ini dikarenakan banyak mobil pengangkut kelapa sawit dan kayu yang lewat yang membuat keadaan jalan semakin parah, ini yang membuat waga setempat enggan memperbaiki jalannya.
Saya berharap agar pemerintah setempat dapat segera menangani jalanan yang susah di lewat di lewati ini agar semua masyarakat desa pandan sari dapat melakukan aktifitas seperti biasanya dengan jalanan yang mudah di lewati oleh kendaraaan khususnya kendaraan roda dua.1. Menjaga lingukungan sekitar
Yang paling penting adalah masyaraakat harus bisa melindungi lingkungan sungai dan parit/selokan dengan baik, dan tidak mudah membuang sampah sembarangan, karna sampah juga merupakan pemicu terjadinya banjir. Dan hal yang paling penting Sungai harus dirawat dengan baik. Jangan membuang sampah di selokan. Jangan jadikan sungai dan selokan menjadi tempat pembuangan sampah.
2. Hindari membuat rumah di pinggiran sungai
Dari waktu-kewaktu semakin banyak masyarakat dan warga disekitar
membangun rumah pada bantaran sungai, hal ini pastinya akan terjadi pemicu
kebanjiran yang tidak teratur, ada baiknya bantaran sungai tidak dijadikan
tempat pembangunan rumah.
3. Tebang pilih dan reboisasi
Pohon yang telah ditebang sebaiknya ada penggantinya. Menebang pohon yang telah berkayu kemudian di tanam kembali tunas pohon yang baru. Hal ini ditujukan untuk regenerasi hutan dengan tujuan hutan tidak menjadi gundul.
Pohon yang ditebang ada baiknya harus diganti dengan menanam pohon yang baru. Dan jika menebang pohon ada baiknya menanam kembali tunas pohon tersebut, hal ini berguna untuk membantu meregenerasi hutan dengan tujuan mencegahnya dari penebangan.
4. Buanglah sampah pada tempatnya
Masyarakat Indonesia sering membuang sampah sembarangan, apalagi
membuang sampahnya ke sungai, yang tentunya berdampak negatif di kemudian hari.
Pasalnya, sampah yang menumpuk dapat menyebabkan banjir saat hujan deras.
Pengelolaan sampah yang tepat dapat membantu mencegah banjir.
5. Rajin Membersihkan Saluran Air
Memperbaiki dan membersihkan pipa pembuangan adalah hal yang harus
dilakukan. Di daerah-daerah tertentu dapat dilaksanakan secara gotong royong.
Pemeliharaan ini harus dilakukan secara rutin dan berkesinambungan. Hal ini
untuk mencegah hujan lebat, genangan air, dan banjir.
Penulis : Nuria Ajijah
(4012019074) Mahasiswi Perbankan Syariah, IAIN Langsa
Tidak ada komentar