Rindu Merangkai Kisah
Di antara angin yang berhembus pelan,
Kulihat senyummu terpatri dalam rindu,
Sembilan koma satu, tangan berharap kembali,
Menjalin mimpi yang kian terasa nyata.
Rindu, sungguh ia hadir seperti pesan terpendam,
Menggerayangi dada, menggelitik hati yang merana,
Seperti pelangi yang terhalang kabut kelabu,
Kau hadir dalam kenangan, menari di dalam jiwa.
Malam-malam sunyi kian panjang,
Kulihat bintang-bintang terpesona,
Mereka pun berbisik rindu nan lirih,
Seolah ingin mengantarkan pesan cinta tersembunyi.
Bagaikan aliran sungai yang tak terbendung,
Rindu mengalir membelah jarak di antara kita,
Menyusuri jalanan yang berliku,
Merangkai kisah-kisah tentang kita berdua.
Rindu, kau sejuta warna dalam kehampaan,
Menyentuh hati, membangunkan kenangan manis,
Suara gemericik air yang berpadu,
Seiring doa-doa yang tak pernah usai.
Saat mentari terbenam di ufuk timur,
Rindu masih menghiasi senja yang tercipta,
Menyapa hati yang resah dan terluka,
Seakan mengucapkan janji akan bertemu.
Namun, rindu tak mengenal waktu,
Ia tak kenal lelah, tak kenal menyerah,
Seperti ombak yang terus datang dan pergi,
Rindu tak henti mengukir kisah kita.
Biarlah rindu menjadi pena penghubung jiwa,
Mengukir puisi-puisi tak berujung,
Dalam doa-doa yang tersimpan di sudut hati,
Agar rindu tak lagi menjadi kisah terlarang.
Oh, rindu... sungguh engkau pelangi penyejuk,
Melintasi samudra hati yang luas,
Menyemai harapan di setiap nafas,
Agar rindu tak lagi hanya sebatas rindu.
Kini biarkan rindu merajut waktu,
Menghadirkan cinta dalam kehidupan kita,
Meski jarak menjauh, namun rindu tetap dekat,
Menyatu dalam jiwa, meleburkan diri.
Rindu, oh rindu... biarkan kita terus bersatu,
Menatap masa depan yang penuh cinta,
Dalam pelukan hangat, kita bertahan,
Mengarungi hidup dengan rindu yang abadi.
Tidak ada komentar