ARTIKEL

Islamic Character Building dan Prestasi Akademik: Membangun Siswa SD yang Cerdas dan Berakhlak

Walies MH
Desember 30, 2024
0 Komentar
Beranda
ARTIKEL
Islamic Character Building dan Prestasi Akademik: Membangun Siswa SD yang Cerdas dan Berakhlak

Penulis: Rafiqah Muti (Mahasiswa Prodi Psikologi Islam, IAIN Langsa)

Pendidikan yang baik tidak hanya berfokus pada ilmu pengetahuan, tetapi juga pada pembentukan karakter yang kuat. Dalam konteks pendidikan anak, khususnya di sekolah dasar (SD), penguatan karakter berbasis nilai-nilai Islam sangat penting untuk menciptakan generasi yang cerdas dan berakhlak. Pembentukan karakter Islami berperan signifikan dalam mendukung prestasi akademik siswa. Karakter yang baik mempengaruhi kualitas belajar dan pencapaian akademik anak, dengan meningkatkan kedisiplinan, motivasi, dan etika belajar yang positif. Pendidikan yang mengarah pada tujuan yang tepat, berdasarkan ajaran agama, dapat membentuk karakter yang baik yang tercermin dalam perilaku sehari-hari (Ulin Nuha & Musyafa’ah, 2022).

Definisi Akhlak dalam Islam

Miskawaih (w. 421 H./1030 M.) mendefinisikan akhlak sebagai sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang, yang mendorong tindakan spontan tanpa pemikiran atau pertimbangan terlebih dahulu. Imam al-Ghazali juga menjelaskan bahwa akhlak merupakan sifat yang memudahkan seseorang untuk melakukan perbuatan tanpa perlu berpikir lebih lama. Dalam Da`irah al-Ma’arif, akhlak diartikan sebagai "sifat-sifat manusia yang terdidik," yang terkait dengan khalq (ciptaan) dan Khaliq (Pencipta), mencerminkan hubungan yang baik antara keduanya yang diatur dalam ajaran Islam (Yuliharti, 2019).

Pendidikan Karakter dalam Islam

Islam mengajarkan bahwa peradaban erat kaitannya dengan prinsip-prinsip karakter yang baik, dengan nabi dan rasul sebagai teladan utama. Melalui dakwah dan kehidupan mereka, para nabi dan rasul mengajarkan pentingnya pengembangan karakter yang baik secara berkelanjutan. Ketimpangan sosial dan penjajahan yang mewarnai sejarah peradaban memberikan dampak besar, dengan karakter buruk yang diwariskan menjadi kebiasaan atau ritual yang sering dianggap sakral dan dihormati dalam masyarakat (Mursalin, 2024).

Islam menekankan pentingnya pendidikan karakter sejak dini, karena karakter yang baik akan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan seseorang, termasuk dalam hal belajar. Al-Qur'an dan hadist memberikan banyak petunjuk mengenai sifat-sifat mulia seperti jujur, sabar, disiplin, dan bekerja keras. Salah satu ayat yang menyatakan hal ini adalah:
"Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah." (QS. Al-Ahzab: 21).

Pengaruh Pembentukan Karakter Islami terhadap Prestasi Akademik

Pendidikan karakter Islami berperan penting dalam membantu siswa SD lebih fokus dan termotivasi dalam belajar. Anak-anak dengan karakter kuat, seperti disiplin dan tanggung jawab, cenderung lebih mudah mengikuti pelajaran dan menyelesaikan tugas akademik. Penelitian oleh Khan dkk. (2023) menunjukkan bahwa karakter yang baik di usia dini, yang dibangun melalui nilai-nilai Islam, dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan belajar siswa. Anak-anak yang dibesarkan dengan pemahaman tentang pentingnya ilmu, serta nilai-nilai seperti kerja keras, tidak hanya akan cerdas secara intelektual, tetapi juga mengembangkan sikap positif terhadap pembelajaran.

Selain itu, karakter Islami juga mengajarkan pentingnya kesabaran dan ketekunan. Sifat sabar ini sangat bermanfaat bagi siswa dalam menghadapi tantangan akademik, seperti ujian atau kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an:
"Taatilah Allah dan Rasul-Nya, janganlah kamu berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang, serta bersabarlah. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar." (QS. Al-Anfal: 46).

Karakter Berakhlak Membentuk Lingkungan Belajar yang Positif

Pembentukan karakter Islami juga mencakup aspek sosial, mengajarkan siswa untuk berperilaku baik terhadap teman dan guru. Karakter yang baik, seperti saling menghargai dan tolong-menolong, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini berdampak positif pada prestasi akademik, karena siswa merasa nyaman dan termotivasi untuk belajar di lingkungan yang penuh dengan kebaikan dan saling mendukung.

Motivasi untuk belajar sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial, terutama dari keluarga. Dukungan keluarga, baik dalam bentuk motivasi maupun bantuan langsung, dapat meningkatkan semangat belajar siswa. Keberhasilan seorang siswa dalam mencapai tujuan akademik sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang mendukung dan pendidik yang memberikan arahan positif (Saefudin, 2019).

Implementasi Pendidikan Karakter Islami di Sekolah

Pendidikan karakter yang berbasis nilai-nilai Islam tidak hanya berfungsi untuk membentuk perilaku positif, tetapi juga untuk menanamkan nilai-nilai moral yang kuat dalam diri peserta didik. Pendidikan karakter sebaiknya dimulai sejak usia dini, di mana proses pembentukan karakter dapat dilakukan melalui keteladanan dan pembiasaan. Sekolah dapat mengintegrasikan nilai-nilai Islami dalam kurikulum mereka, melalui pengajaran akhlak dan etika Islam, serta contoh teladan dari guru dan staf.

Pendidikan karakter juga dapat dilakukan melalui kegiatan praktis, seperti shalat berjamaah, kegiatan sosial di sekolah, dan pemahaman terhadap kisah-kisah nabi yang mengajarkan nilai-nilai positif. Orang tua memiliki peran yang sangat besar dalam mendidik anak-anak mereka di rumah. Rasulullah SAW bersabda:
"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi." (HR. Bukhari).

Orang tua yang membiasakan anak-anak mereka dengan nilai-nilai Islam yang baik akan menumbuhkan karakter yang kuat dan memotivasi anak untuk belajar dengan baik di sekolah.

Kearifan Lokal sebagai Bagian dari Pendidikan Karakter

Selain ajaran agama, pendidikan karakter juga dapat ditemukan dalam kearifan lokal yang sudah ada sejak zaman nenek moyang. Meskipun sering kali dijelaskan dengan alasan yang tampak tidak logis, tujuan dari kebiasaan-kebiasaan tersebut sebenarnya baik, seperti larangan duduk di depan pintu atau makan sambil berdiri. Orang tua dapat mengajarkan nilai-nilai ini kepada anak-anak sebagai bagian dari pembentukan karakter yang baik dalam kehidupan sehari-hari (Hakim, 2017).

Referensi:

  1. Khan, R., Aziz, F., & Rashid, M. (2023). Character Education and Its Impact on Academic Performance: A Case Study of Primary School Students in Pakistan. Journal of Educational Research, 68(2), 123-135.
  2. Hassan, Z., & Nasrullah, M. (2022). Positive Learning Environment and Academic Success: Role of Islamic Values in Primary Education. International Journal of Educational Psychology, 14(1), 45-60.
  3. Ariska, K., Saputra, C. D., Darmawan, M. R., Sonyati, V., & Anggraini, Y. (2024). Peningkatan Prestasi Belajar dengan Membangun Karakter Peserta Didik Melalui Prinsip-Prinsip Islam Di MI Islamiyah Bunut Seberang Kabupaten Pesawaran, Lampung. 66. https://doi.org/DOI:10.25047/j-dinamika.v9i1.4258
  4. Hakim, A. L. (2017). Membangun Karakter Bangsa Melalui Implementasi Pendidikan Karakter Islami Dalam Keluarga. Ta dib: Jurnal Pendidikan Islam, 6(1), 181. https://doi.org/10.29313/tjpi.v6i1.2580
  5. Muharram. (2024). PENERAPAN NILAI-NILAI ISLAM DALAM PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MEMBANGUN GENERASI BERAKHLAK MULIA. 9.
  6. Mursalin, H. (2024). Pendekatan dan Metode Character Building Perspektif Islam. 601.
  7. Saefudin, D. (2019). Pengaruh Motivasi Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Siswa. 08, 201.
  8. Ulin Nuha, M. A., & Musyafa’ah, N. (2022). Implementation of Quality Management Curriculum in Arabic Learning. Arabiyatuna: Jurnal Bahasa Arab, 6(2), 17. https://doi.org/10.29240/jba.v6i2.5137
  9. Yuliharti, Y. (2019). Pempentukan Karakter Islami Dalam Hadis Dan Implikasinya Pada Jalur Pendidikan Non Formal. POTENSIA: Jurnal Kependidikan Islam, 4(2), 206. https://doi.org/10.24014/potensia.v4i2.5918

Penulis blog

Tidak ada komentar