#Ilustrasi |
Apakah Anda pernah bertanya-tanya tentang perjalanan hidup kita, dari masa kecil yang penuh keceriaan hingga usia dewasa yang penuh tanggung jawab? Nah, Artikel ini mengajak kita untuk memahami perkembangan manusia bukan hanya dari sisi biologis, tapi juga dari sudut pandang spiritual yang kaya makna. Melalui kacamata psikologi Islam, kita akan menjelajahi fase-fase kehidupan yang penuh dinamika, menemukan makna di balik setiap langkah, dan memahami peran kita sebagai hamba Allah dan khalifah di bumi. Menurut pandangan Psikologi ada banyak sekali pembahasan tentang Manusia, Salah satunya pandangan tentang perkembangan manusia yang fokus pada aspek duniawi, dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Namun, psikologi Islam menawarkan perspektif yang lebih holistik, memadukan idealitas dan realitas, dengan menepatkan manusia sebagai abid (hamba Allah) dan khalifah (pemimpin) di bumi. Ini bukan sekadar perjalanan biologis, melainkan perjalanan spiritual menuju akhirat.
Para ahli psikologi Islam seperti Mujib dan Mudzakir menekankan pendekatan deduktif, berlandaskan nash (dalil-dalil agama) sebagai landasan utama, lebih daripada pengamatan empiris semata. Mereka melihat kehidupan dunia sebagai perjalanan dari alam perjanjian (alam mitsaq) hingga kehidupan akhirat.
Adapun konsep tahapan perkembangan manusia dalam psikologi Islam menarik perhatian kita melalui tafsir QS. Al-Hadid: 20. Ayat ini menggambarkan berbagai aspek kehidupan duniawi: permainan (la'ib), kesenangan (lahw), perhiasan (zinah), kebanggaan (tafakhur), dan persaingan (takatsur). Lima fase ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Fase La'ib (Permainan): (0-5 tahun) Masa bayi dan anak usia dini ditandai dengan ketergantungan penuh pada orang dewasa, belum memiliki kemampuan kemandirian.
- Fase Lahw (Kesenangan): (6-13 tahun) Anak-anak mulai menikmati dunia bermain tanpa tujuan terarah, fokus pada kesenangan semata.
- Fase Zinah (Perhiasan/Kecantikan): (14-24 tahun) Masa remaja dan dewasa muda ditandai dengan peningkatan kesadaran akan penampilan, pencarian pengakuan sosial, dan pembentukan hubungan.
- Fase Tafakhur (Berbangga-Bangga): (25-40 tahun) Periode ini difokuskan pada pencapaian dan kebanggaan atas prestasi dan hasil kerja keras.
- Fase Takatsur (Berlomba dalam Kekayaan dan Anak): (40 tahun ke atas) Fase ini ditandai dengan menikmati hasil jerih payah dan kebahagiaan keluarga.
Meskipun fase-fase ini menggambarkan kecenderungan manusia untuk mengejar hal-hal duniawi, psikologi Islam menekankan pentingnya keseimbangan antara kebutuhan duniawi dan upaya spiritual untuk menjalankan amanah Allah.
Fitrah, Kebebasan Pilihan, dan Peran Lingkungan
Konsep yang dikenal sebagai "fitrah", yang merupakan potensi alami yang dimiliki setiap manusia untuk menerima ketauhidan dan kebenaran, adalah inti dari psikologi Islam. Konsep ini membedakannya dari teori Barat seperti nativisme atau empirisme. Fitrah adalah anugerah Tuhan, tetapi manusia memiliki kebebasan pilihan.
Meskipun demikian, faktor lingkungan sangat penting. Pentingnya lingkungan yang mendukung kemajuan rohani dan moral ditunjukkan dalam hadis Nabi Muhammad SAW, "Seseorang tergantung pada agama teman dekatnya. Maka hendaklah kalian melihat siapa yang menjadi teman dekatnya" (Dari Ahmad).
Psikologi Islam memperhatikan tidak hanya aspek fisik dan mental tetapi juga keseimbangan antara dunia dan akhirat. Semua keputusan yang dibuat oleh manusia akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Oleh karena itu, penting bagi manusia untuk meningkatkan kapasitas mereka untuk melakukan kebaikan agar mereka dapat melaksanakan peran mereka sebagai khalifah di Bumi dengan sempurna.
Hidup bukan sekadar perjalanan duniawi, melainkan juga upaya menuju akhirat. Psikologi Islam mengajarkan kita untuk memahami setiap fase kehidupan sebagai kesempatan mengembangkan potensi spiritual dan menjalankan amanah Allah.
Walaupun perjalanan hidup kita memang penuh lika-liku. Mari kita terus belajar dan bertumbuh, agar perjalanan hidup kita menjadi sebuah karya indah yang tak pernah selesai, sebuah bukti cinta dan pengabdian kepada Sang Pencipta.
Penulis: Kelompok 3, Suci Rahma Sari Nurwan, Dwina Meutia Ramadhani, Dwina Tasya Khaylazuhra, Sarah Hanifah, Maulida Aulia, Via Mulia Savira, Imam Akbar al- Zarqawi (Mata Kuliah Psikologi Perkembangan Rentang Hidup)
Tidak ada komentar