ARTIKEL PSIKOLOGI

Menggali Potensi Diri dengan Ridho Allah

Walies MH
Desember 30, 2024
0 Komentar
Beranda
ARTIKEL
PSIKOLOGI
Menggali Potensi Diri dengan Ridho Allah

Tema yang menarik dan relevan dalam berbagai bidang agama dan ilmu pengetahuan adalah mengeksplorasi potensi manusia. Dalam pandangan Islam, Allah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya dengan potensi unik yang tidak ada makhluk lain yang memilikinya. Dalam Al-Qur’an telah tercantum, “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang terbaik” (QS At Tin: 4). Firman Allah ini menunjukkan bahwa manusia memiliki potensi yang luar biasa dan memiliki kesempurnaan dalam ciptaanNya (Irfiani, V., & Tarlam, 2023). Menurut Educational Psychologist Integrity Development Flexibility, menyatakan bahwa sebanyak 92% siswa SMA/Sederajat mengalami kebingungan dan ketidakpastian mengenai pilihan karir di masa depan dikarenakanan kebingungan akan potensi yang dimilikinya (Pertamina, 2024).  

Potensi diri adalah kemampuan bawaan yang diberikan Allah SWT kepada setiap individu. Dalam Islam, ini dikenal sebagai fitrah, yaitu sifat dasar manusia atau kekuataan terpedam sejak lahir yang cenderung kepada tindakan yang benar (Al Afify, 2018). Sedangkan, menurut Prof. DR. Buchori Zainun, MPA, yang disebut potensi adalah daya atau kekuatan baik yang sudah teraktualisasi tetapi belum optimal maupun belum teraktualisasi (Utama, 2018). Adapun jenis-jenis potensi tersebut menurut beberapa sumber diklasifikasikan menjadi sebagai berikut:

Pertama potensi fisik, seseorang harus menjaga potensi fisiknya dengan baik dengan menjaga pola makan yang seimbang, jumlah waktu istirahat dan relaksasi yang cukup, dan berolahraga secara teratur.

Kedua potensi mental intelektual, potensi ini juga dikenal sebagai Intelligence Quotient (IQ). IQ berfungsi untuk memecahkan masalah kognitif, seperti membuat perencanaan, menganalisis masalah, membuat karya ilmiah atau tulisan, dan sebagainya.

Ketiga potensi sosial emosional, potensi sosial emosional, juga dikenal sebagai kecerdasan emosional (EI), berfungsi untuk memecahkan dan mengatasi masalah emosional dan sosial seperti mengendalikan amarah, membangun dan mempertahankan hubungan dengan orang lain, bertanggung jawab, dan merealisasikan keinginan untuk berprestasi.

Keempat potensi spiritual, imensi spiritual seseorang merupakan titik utama pribadinya, merupakan komitmen individu terhadap sistem nilainya. Dimensi ini berfungsi sebagai sumber spiritual yang mengangkat semangat seseorang dan mengikatnya pada kebenaran selamanya.

Untuk menggali potensi diri secara maksimal, diperlukan upaya yang selaras dengan syariat Islam yaitu: 

Pertama, menemukan identitas diri adalah langkah pertama untuk mengetahui potensi diri sendiri. Untuk melakukan ini, tuliskan apa yang Anda pikirkan baik dan buruk tentang diri Anda, dan jangan pernah menyalahkan diri sendiri, gunakan ini sebagai inspirasi untuk berubah (Aisyah, 2019). 

Kedua, membangun hubungan yang kuat dengan Allah karena potensi diri hanya dapat berkembang jika didasarkan pada hubungan yang baik dengan Sang Pencipta. Ibadah yang konsisten, seperti shalat, zikir, dan membaca Al-Quran, dapat menjadi sumber energi spiritual yang membangun kepercayaan diri. Ketika seseorang yakin bahwa Allah selalu bersamanya, ia akan lebih berani menghadapi kehidupan (Irfiani, V., & Tarlam, 2023).

Ketiga, belajar dan berusaha karena Islam menganjurkan umatnya untuk terus belajar dan berusaha. Rasulullah SAW bersabda, “Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat.” Dengan ilmu, seseorang dapat mengembangkan potensi diri dan menemukan cara terbaik untuk memberikan manfaat kepada orang lain (Sadali, 2024).

Maka dari itu, kepercayaan diri akan muncul setelah kita mengenal, memahami, dan menerima diri kita sendiri. Kepercayaan diri adalah keyakinan individu terhadap kemampuan, potensi, dan nilai yang ada dalam dirinya untuk menghadapi berbagai tantangan, membuat keputusan, dan berinteraksi dengan lingkungan secara efektif (Fitri, E., Zola, N., & Ifdil, 2018). Beberapa manfaat kepercayaan diri yaitu: 

Pertama, memberikan ketenangan hati dan pikiran karena keyakinan bahwa Allah meridhai usaha kita memberikan ketenangan dalam menghadapi tantangan. Menurut Yusuf Qardawi yang menyatakan bahwa “Pencerahan Spritual Sukses Membangun Hidup Damai dan Bahagia”. Bahwa ketenangan hati sangat dipengaruhi untuk iman, sebab pertama, iman adalah fitrah manusia. Kedua , orang yang beriman memiliki tujuan hidup yang benar. Ketiga iman akan melahirkan rasa aman. Keempat, iman akan menumbuhkan optimis (Kallang, 2020).

Kedua, memberikan pengaruh Positif bagi Orang lain karena kepercayaan diri yang didasarkan pada niat baik akan menginspirasi orang di sekitar untuk juga menggali potensi mereka. Menurut Wathon rasa percaya diri yang tinggi dapat memberikan dampak positif dalam kehidupan individu, baik dalam hubungan sosial, prestasi akademik, maupun pengembangan diri secara keseluruhan (Khabibah, B., & Wathon, 2019).

Dengan ridho Allah, mengembangkan potensi diri adalah perjalanan yang panjang dan penuh makna. Tidak hanya membantu kita menjadi lebih percaya diri, tetapi juga membawa kita lebih dekat kepada Sang Pencipta. Dengan mengetahui potensi kita, mengembangkannya, dan memanfaatkannya untuk kebaikan, kita dapat menjalankan peran kita sebagai hamba-Nya dan khalifah di dunia dengan paling baik (Hascan, 2021). Jadi, dapat disimpulkan bahwa menggali potensi diri akan memberikan dampak positif untuk masa depan serta menjadi lebih dekat dengan Tuhan.


Penulis: Suci Rahma Sari Nurwan (Mahasiswa Prodi Psikologi Islam IAIN Langsa)


Penulis blog

Tidak ada komentar