Ditulis Oleh:
Rizkal Jannah (Mahasiswi Psikologi Islam Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah,
IAIN Langsa. )
Langsa
- Psikologi Islam, sebagai salah
satu cabang ilmu psikologi yang memadukan prinsip-prinsip Islam dengan
teori-teori psikologi modern, memiliki peran penting dalam mewujudkan kesehatan
mental masyarakat. Dalam konteks ini, implementasi konsep-konsep psikologi
Islam dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan
mental yang dihadapi oleh masyarakat modern. Salah satu konsep utama dalam
psikologi Islam adalah penggunaan istighfar (memohon ampun kepada Allah)
sebagai sarana untuk mengurangi stres dan kecemasan. Istighfar tidak hanya
berfungsi sebagai bentuk ibadah, tetapi juga sebagai teknik psikologis yang
membantu individu merasa lebih tenang dan damai (Al-Ghazali, 1997). Dengan
rutin melakukan istighfar, masyarakat dapat mengurangi tingkat stres mereka dan
meningkatkan kesejahteraan mental.
Selain itu, konsep
tawakal (berserah diri kepada Allah) juga penting dalam konteks kesehatan
Tawakal mengajarkan individu untuk percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi
dalam hidup mereka adalah bagian dari rencana Allah yang lebih besar. Hal ini
dapat membantu individu menghadapi tantangan hidup dengan lebih positif dan
optimis (Iqbal, 2005). Dengan demikian, tawakal dapat menjadi alat yang efektif
untuk meningkatkan resiliensi dan ketahanan mental masyarakat.
Aplikasi lain dari
psikologi Islam dalam mewujudkan kesehatan mental masyarakat adalah melalui
pendekatan terapi berbasis agama. Terapi ini menggabungkan prinsip-prinsip
terapi kognitif-behavioral dengan ajaran-ajaran Islam untuk membantu individu
mengatasi kesehatan mental mereka (Khalifa, 2010). Misalnya, terapi ini dapat
membantu individu mengubah pola pikir negatif menjadi pola pikir yang lebih
positif dan konstruktif.
Selain itu, konsep zakat
dalam Islam juga dapat diaplikasikan untuk meningkatkan kesehatan mental
masyarakat. Zakat, sebagai bentuk ibadah sosial, mengajarkan individu untuk
peduli terhadap kesejahteraan orang lain. Dengan memberikan zakat, individu
dapat merasakan rasa kepuasan dan kebahagiaan yang datang dari membantu orang
lain (Siddiqui, 2012). Hal ini dapat meningkatkan rasa solidaritas dan dukungan
sosial di antara anggota masyarakat, yang pada gilirannya dapat meningkatkan
kesehatan mental secara keseluruhan.
Terakhir, pendidikan
tentang psikologi Islam harus menjadi bagian integral dari kurikulum pendidikan
mental kesehatan di sekolah-sekolah dan universitas. Dengan demikian, generasi
muda dapat memahami pentingnya prinsip-prinsip Islam dalam menjaga kesehatan
mental mereka (Haque, 2012). Pendidikan ini juga dapat membantu mereka
mengembangkan strategi-strategi kesehatan mental yang efektifoi berdasarkan
prinsip-prinsip Islam.
- Al-Ghazali, A. (1997). Ihya 'Ulumuddin. Translated by F. Dervish, J. Smith, & D. Johnson. London: Islamic College.
- Iqbal, M. (2005). Islamic Psychology: A Comprehensive Introduction. London: IslamicCollege.
- Khalifa, M. (2010). Cognitive Behavioral Therapy in Islam. London: Islamic College.
- Siddiqui, M. Z. (2012). Zakat: Its Nature, Components and Philosophy. London College.
- Haque, U. (2012). Mental Health and Mental Illness in Islam. London: Islamic College.
Tidak ada komentar