Penulis
: Ratu Bulqis (Mahasiswi Prodi Psikologi Islam IAIN Langsa)
Pembahasan
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang diturunkan dan diwahyukan Allah
SWT. Kepada Nabi Muhammad Saw. secara berangsur-angsur dalam waktu 22 tahun 2
bulan 22 hari, selama 13 tahun di Mekkah dan 10 tahun Madinah. Sebagai rahmat
dan petunjuk bagi seluruh umat manusia yang beriman kepada-Nya. Sebagaimana
firman Allah dalam Q.S. Al-A’raf/7: 52
وَلَقَدْ جِئْنٰهُمْ بِكِتٰبٍ فَصَّلْنٰهُ عَلٰى عِلْمٍ هُدًى وَّرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ
“Sungguh, Kami telah mendatangkan kepada mereka Kitab (Al-Qur’an) yang telah Kami jelaskan secara terperinci atas dasar pengetahuan sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.”
Era Revolusi industri 4.0 dan globalisasi serta transformasi sosial
sudah memicu lahirnya tegangan mental, tekanan mental, depresi, psikosis,
kecemasan, dan kegelisahan yang berkepanjangan. Hasil survei persatuan dokter
spesialiskesehatan jiwa pada tahun 2007 menyatakan bahwa 94 persen masyarakat
Indonesia mengalami depresi ringan dan berat. Perkembangan zaman dan teknologi
modern saat ini, terlebih lagi yang menyangkut masalah psikologi manusia dapat
meningkatkan statistik penderita kegelisahan, kecemasan, tekanan batin dan lain
sebagainya. Seseorang yang mengalami ketidakstabilan emosional dalam spiritual
dan psikologi beresiko tinggi mempunyai mental yang tidak sehat, sehingga
orang-orang yang menderita penyakit mental ini mengambil jalan pintas dengan melakukan
tindakan bunuh diri. Tindakan ini merupakan salah satu hal yang akan memisahkan
antara manusia dengan agamanya. Kehidupan manusia akan berjalan dengan baik dan
bahagia jika terdapat keseimbangan antara dunia dan akhirat. Sebagaimana firman
Allah Swt. Q.S. Al-Baqarah/2: 201
وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّقُوْلُ رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Di antara mereka ada juga yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta lindungilah kami dari azab neraka.”
Merujuk teori tentang keseimbangan antara dunia dan akhirat,
tasawuf memberikan teori tentang keseimbangan norma-norma agama dan norma-norma
di zaman modern. Akan tetapi, ada pula orang-orang yang menganggap bahwa
pengaruh sufisme hanya membahas tentang urusan-urusan Islam saja. Sama halnya
seperti kesehatan fisik, kesehatan mental juga merupakan salah satu hal yang
sangat penting bagi kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan mental yang sehat
sangat mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia. Segala aktifitas orangorang
yang mempunyai mental yang sehat pasti akan berjalan dengan lancar dan maksimal
tanpa adanya gangguan atau hambatan dari beban pikiran dalam dirinya. Orang
yang mempunyai mental yang sehat ialah orang-orang yang terhindar dari segala
sesuatu dan gejala mengenai gangguan serta penyakit mental seperti fobia,
depresi, gangguan kecemasan dan lain sebaginya.
Mental yang sehat akan membuat seseorang mampu menyesuaikan diri
dimanapundan kapanpun, memanfaatkan segala macam potensi diri yang ada dan
mengembanganbakat semaksimal mungkin. Sehingga, hal ini akan memberikannya rasa
bahagia dan membuat hidupnya lebih harmonis secara lahir dan batin. Keadaan
fisik seseorang yang sehat tidak dapat jauh-jauh dari keadaan mental yang baik
dan sehat pula. Karena mental yang tidak sehat atau mengalami gangguan, akan
mempengaruhi kondisi fisik seseorang.
Gangguan mental merupakan suatu kesalahan yang terjadi pada mental
yang sehat dan ideal. Stress, frustasi, dan lain sebagainya merupakan beberapa
indikasi bahwa seseorang menderita kelainan mental. Salah satu cara untuk
mengatasi hal tersebut, seseorang harus bisa menyesuaikan diri dimanapun dan
kapanpun agar semua kebutuhan hidupnya terpenuhi. Ada banyak sekali aneka ragam
kebutuhan hidup manusia, mulai dari segi spiritual, emosional, maupun
intelektual. Kebutuhan spiritual manusia adalah salah satu bentuk dan upaya
untuk mengisi jiwa dan hati dengan norma-norma kebaikan yang berhubungan dengan
agama. Orang-orang yang selalu mengisi hatinya dengan berbagai macam kebaikan,
maka hidupnya akan senantisa dikelilingi oleh rasa tenang dan nyaman. Sehingga
hal ini dapat menjauhkannya dari gangguan dankelainan mental. Kesehatan mental
yang baik merupakan suatu keadaan dimana seseorang terhindar dari segala macam
dan jenis gangguan mental, keadaan dimana seseorang dapat menjalankan hidupnya
sesuai dengan baik dan benar, seseorang yang dapat menyesuaikan diri dalam
menghadapi setiap masalah yang akan dan telah ia jalani semasa hidupnya.
Dalam teorinya, Sigmund Freud menjelaskan secara detail mengenai
struktur kejiwaan manusia sampai kepada sumber-sumbernya. Freud juga memberikan
gambarannya terhadap manusia berdasarkan dengan teori analisisnyasendiri.
Kesehatan mental yang dibahas oleh Sigmund Freud disini berkaitan dengan teori
psikoanalisis yang di kembangkan oleh Freud dan para pengikutnya sebagai studi
fungsi dan perilaku psikologis manusia. Teori psikoanalisis ini merupakan teori
yang menjelaskan tentang perkembangan kepribadian, di dalamnya terdapat
unsur-unsur yang diutamakan seperti motivasi, emosi dan aspek-aspek internal
lainnya. Teori ini juga berasumsi bahwa kepribadian seseorang akanberkembang
ketika terjadi konflik dari aspek-aspek psikologis tersebut, hal ini biasanya
terjadi pada anak-anak usia dini. Menurut World Health Organization (WHO, 2013)
dan UU Nomor 18 tahun 2014, kesehatan mental merupakan kondisi kesejahteraan
(well-being) yang menyangkut perkembangan fisik, psikis, spiritual, dan sosial
sehingga individu mampu menyadari kemampuannya sendiri untuk mengatasi tekanan
di kehidupan yang normal, bekerja secara produktif, serta mampu memberikan
kontribusi kepada komunitasnya (WHO, 2011) atau tempat di manapun dia berada.
Teori psikoanalisis ini berkaitan erat dengan kesehatan mental seseorang.
Karena kesehatan mental seseorang itu sangat mempengaruhi perkembangan
darikepribadian dan perilaku manusia tersebut.
Konsep Kesehatan mental
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), Konsep merupakan
rancangan, ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa yang konkret.
Bisajuga gambaran dari objek yang digunakan oleh akal budi untuk memahami
hal-hal lain. Definisi kesehatan tidak hanya meliputi ahli medis, tetapi juga
aspek mentaldan sosial, dan bukan hanya satu keadaan yang bebas dari penyakit,
cacat, dan kelemahan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mental adalah
hal yang bersangkutan dengan batin dan watak manusia, yang bukan bersifat badan
atau tenaga. Sedangkan konsep kesehatan mental dalam penelitian ini adalah
suatu pengertian atau konsep yang sudah dirancang oleh Sigmund Freud yang
dikenal sebagai bapak psikologi tentang tingkah laku atau sifat perilaku yang
ada di dalam diri manusia.
Penemuan paling mendasar oleh Freud adalah peran dinamis dari
ketidaksadaran dalam kehidupan psikis manusia. Freud menguraikan bahwa sebagian
besar kehidupan psikis manusia terjadi pada tingkat yang tidak disadari
dibandingkan tingkat kesadaran manusia. Tingkat kesadaran mencakup segala hal
yang kita perhatikan pada suatu waktu tertentu. Freud berpendapat bahwa hanya
sebagian kecil dari kehidupan mental, seperti pikiran, persepsi, perasaan, dan
ingatan, yang muncul dalam kesadaran. Sedangkan menurut Freud, tingkat
ketidaksadaran merupakan elemen paling krusial dalam jiwa manusia. Freud secara
khusus menyatakan bahwa ketidaksadaran bukanlah konsep hipotetis, melainkan
suatu realitas empiris.
Sigmund Freud
Sigmund Freud adalah pendiri aliran psikoanalisis dalam bidang ilmu
psikologi dan merupakan seorang Austria keturunan Yahudi. Dia lahir di
Freiberg, tanggal 6 Mei 1856 dan meninggal dunia pada 23 September 1939 di
London pada umur 83 tahun. Penemuan psikoanalisis ini membuat nama Freud
menjadi masyhur karena istilah ini diciptakan oleh Freud untuk pertama kalinya
pada tahun1896. Bisa dikatakan bahwa psikoanalisis ini merupakan suatu
pandangan baru tentang manusia yang mana ketidaksadaran memainkan peranan sentral.
Perspektif Al-Qur’an
Menurut kamus besar bahasa Indonesia(KBBI), perspektif merupakan
sudut pandang atau pandangan seseorang. Sedangkan Joel M Charon, perspektif
adalah kerangka konseptual, perangkat asumsi, perangkat nilai dan gagasan yang
mempengaruhi persepsi atau pendapat seseorang sehingga nantinya juga akan
mempengaruhi tindakan seseorang dalam situasi dan kondisi tertentu. Menurut
peneliti, perspektif itu adalah bagaimana seseorang memberikan pandangan
terhadap suatu hal tentang baik dan buruknya hal tersebut. Maksud dari
perspektif Al-Qur’an di sini adalah gambaran bagaimana suatu pemikiran tokoh
menurut Al-Qur’an. Apakah pemikiran itu berhubungan atau berkaitan dengan
Al-Qur’an, apakah pemikiran tersebut sejalan dengan Al-Qur’anatau malah
sebaliknya. Dalam hal ini peneliti menjadikan Al-Qur’an sebagairujukan atas
segala masalah yang ada di dalam kehidupan manusia termasuk dalamhal kesehatan
mental. Yang mana Al-Qur’an itu sendiri merupakan sebuah kitab suci dan
petunjuk yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad Saw. bagi seluruh manusia.
Perspektif Al-Qur'an tentang Kesehatan Mental
Al-Qur'an tidak secara eksplisit membahas konsep
kesehatan mental seperti yang kita pahami saat ini. Namun, kita dapat menemukan
prinsip-prinsip yang relevan dengan kesehatan mental dalam berbagai ayatnya.
Beberapa di antaranya adalah:
- Pentingnya Keseimbangan: Al-Qur'an mendorong manusia untuk menjaga
keseimbangan antara kehidupan duniawi dan akhirat, antara kebutuhan fisik dan
spiritual. Keseimbangan ini sangat penting untuk kesehatan mental yang optimal.
- Peran Iman: Iman
kepada Allah SWT memberikan kekuatan dan ketenangan batin. Iman yang kuat dapat
membantu seseorang menghadapi berbagai tantangan hidup dan menjaga kesehatan
mentalnya.
- Pentingnya Sosial: Al-Qur'an sangat menekankan pentingnya hubungan
sosial. Berinteraksi dengan orang lain, berbuat baik, dan membantu sesama
adalah cara yang efektif untuk menjaga kesehatan mental.
- Pengendalian Diri: Al-Qur'an mengajarkan pentingnya mengendalikan hawa
nafsu dan emosi. Dengan mengendalikan diri, seseorang dapat menghindari konflik
batin dan menjaga kesehatan mentalnya.
Meskipun berbeda, ada beberapa titik temu antara
psikoanalisis Freud dan pandangan Al-Qur'an tentang kesehatan mental. Misalnya,
keduanya mengakui pentingnya alam bawah sadar dan konflik batin dalam
mempengaruhi perilaku manusia dan berImplikasi untuk Kesehatan
Mental Kontemporer yaitu Menggabungkan perspektif Freud dan Al-Qur'an
dapat memberikan pemahaman yang lebih holistik tentang kesehatan mental.
Pendekatan ini dapat mengintegrasikan terapi psikologis dengan nilai-nilai
spiritual, sehingga memberikan manfaat yang lebih komprehensif bagi individu
yang mengalami gangguan mental.
Struktur kepribadian menurut sigmund freud
Struktur kepribadian adalah
konsep yang digunakan dalam psikologi untuk menggambarkan komponen-komponen
yang membentuk kepribadian seseorang. Konsep ini mencoba menjelaskan mengapa
setiap individu memiliki cara berpikir, merasa, dan berperilaku yang unik.
Salah satu teori paling terkenal tentang struktur kepribadian berasal dari
Sigmund Freud. Menurut Freud, kepribadian manusia terdiri dari tiga komponen
utama:
- Id: Bagian kepribadian yang paling primitif dan didorong oleh prinsip kenikmatan. Id menginginkan pemenuhan segera terhadap kebutuhan dan hasrat, tanpa mempertimbangkan konsekuensi sosial atau moral.
- Ego: Bagian kepribadian yang berfungsi sebagai mediator antara id dan dunia nyata. Ego beroperasi berdasarkan prinsip realitas, mencari cara untuk memenuhi keinginan id secara realistis dan dapat diterima secara sosial.
- Superego: Bagian kepribadian yang berisi nilai-nilai moral dan ideal yang diperoleh dari orang tua dan masyarakat. Superego berfungsi sebagai semacam "pembimbing batin" yang memberikan penilaian terhadap tindakan kita.
Kesimpulan
Membandingkan Sigmund Freud dan Al-Qur'an dalam
konteks kesehatan mental adalah upaya yang menarik namun kompleks. Meskipun
terdapat perbedaan yang signifikan, kedua perspektif ini dapat saling
melengkapi dan memberikan pemahaman yang lebih kaya tentang kesehatan mental
manusia. Analisis komparatif antara psikoanalisis Sigmund Freud dan pandangan
Al-Qur'an mengenai kesehatan mental menyajikan sebuah gambaran yang kaya dan
kompleks. Meskipun keduanya berangkat dari sudut pandang yang berbeda, yaitu
ilmu pengetahuan dan agama, terdapat beberapa titik temu yang menarik. Baik
Freud maupun Al-Qur'an mengakui adanya dimensi bawah sadar dalam diri manusia
yang mempengaruhi perilaku dan emosi. Konflik batin dan dorongan-dorongan yang
tidak terkendali menjadi tema sentral dalam kedua perspektif ini.
Al-Qur'an, dengan pendekatan yang lebih holistik,
mengajarkan pentingnya keseimbangan antara duniawi dan ukhrawi, serta peran
iman dalam menjaga kesehatan mental. Konsep nafsu, akal, dan hati dalam
Al-Qur'an memiliki kesamaan dengan konsep id, ego, dan superego dalam psikoanalisis.
Sementara itu, Freud lebih berfokus pada mekanisme pertahanan ego dan
pengalaman masa kanak-kanak sebagai faktor penyebab gangguan mental. Dalam
konteks kesehatan mental kontemporer, mengintegrasikan kedua perspektif ini
dapat memberikan manfaat yang signifikan. Pendekatan yang menggabungkan terapi
psikologis dengan nilai-nilai spiritual dapat memberikan dukungan yang lebih
komprehensif bagi individu yang mengalami gangguan mental. Namun, perlu diingat
bahwa setiap individu memiliki pengalaman dan latar belakang yang unik,
sehingga pendekatan yang tepat harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
individu.
Referensi
- Rabiani (2023) Konsep Kesehatan Mental Sigmund Freud dalam Perspektif Al-Qur'an. Skripsi, Ushuluddin dan Humaniora.
- Fakultas Psikologi UST, Teori Kepribadian Sigmund Freud, https://psikologi.ustjogja.ac.id/2015/11/05/teori-kepribadian-sigmund-freud/, diakses tanggal 5 januari 2025.
- Husnul Hatima A Darise, Kesehatan Mental dalam Perspektif Al-Qur’an, (Palu: Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, 2018), hal 67.
- Khairunnas Rajab, Psikologi Iman sebagai Penguatan Nilai Teologis dalam KesehatanMental Islam, mengutip dari Harian Sijori Mandiri, Jurnal Sosio-Religia, Vol. 9, No. 3, 2010, 1.
- Siti Sudari HS. 2005. Kesehatan Mental Dalam Kehidupan. Jakarta: PT Rineka Cipta. hal 1.
Tidak ada komentar