Ditulis oleh: Chelsea
Mardatilla (Mahasiswa Prodi Psikologi Islam, IAIN Langsa)
Self-compassion atau kasih
sayang pada diri sendiri adalah konsep psikologis yang mengacu pada kemampuan
seseorang untuk memperlakukan diri dengan penuh kelembutan, pemahaman, dan
tanpa menghakimi saat menghadapi kegagalan atau kesulitan. Dalam Islam, konsep
ini sangat terkait dengan pengampunan diri dan penerimaan atas kelemahan
sebagai bagian dari proses spiritual yang mendekatkan diri kepada Allah.
Konsep Self-Compassion dalam Islam
Islam mengajarkan umatnya
untuk berkasih sayang tidak hanya kepada sesama, tetapi juga kepada diri
sendiri. Salah satu ajaran penting dalam Islam adalah untuk tidak merasa rendah
diri atau putus asa atas dosa dan kesalahan yang telah dilakukan. Allah mengajarkan
bahwa Dia Maha Pengampun, dan selalu membuka pintu taubat bagi hamba-Nya yang
kembali kepada-Nya dengan hati yang tulus. Oleh karena itu, self-compassion
dalam Islam mencakup kemampuan untuk menerima kelemahan diri, belajar dari
kesalahan, dan berusaha untuk memperbaiki diri dengan cara yang penuh kasih dan
tanpa merasa dihukum.
Pengampunan Diri dalam Perspektif Psikologi islam
Dalam psikologi Islam,
pengampunan diri adalah bagian dari proses penyembuhan jiwa. Pengampunan diri
tidak berarti membenarkan kesalahan yang telah dilakukan, tetapi lebih kepada
menghilangkan rasa bersalah yang berlebihan yang dapat merugikan kesejahteraan
mental dan spiritual. Mengampuni diri sendiri dalam Islam berarti mengakui
kesalahan, memohon ampunan kepada Allah, dan berusaha untuk tidak
mengulanginya. Proses ini memberi kesempatan bagi individu untuk bergerak maju
dengan penuh harapan dan kedamaian dalam hati.
Terdapat beberapa elemen penting dalam self-compassion menurut Islam:
- Kesadaran terhadap Kelemahan Diri: Islam mengajarkan umatnya untuk sadar bahwa manusia adalah makhluk yang tidak sempurna, dan memiliki banyak kekurangan. Dengan mengenali kelemahan diri, seseorang bisa lebih mudah menerima ketidaksempurnaannya dan tidak terlalu keras pada diri sendiri.
- Kasih Sayang kepada Diri Sendiri: Sebagaimana Allah mengajarkan kasih sayang-Nya kepada umat-Nya, umat Islam dianjurkan untuk memperlakukan diri mereka dengan lembut, penuh kasih, dan pengertian, terutama saat menghadapi kesulitan atau kegagalan.
- Menghargai Proses Taubat: Islam memberikan kesempatan bagi setiap individu untuk bertaubat, mengakui kesalahan, dan memperbaiki diri. Proses ini mencerminkan pentingnya pengampunan diri dalam psikologi Islam.
- Memiliki Harapan dan Tidak Putus Asa: Allah berjanji bahwa Dia tidak akan menguji hamba-Nya melebihi batas kemampuan mereka (QS. Al-Baqarah: 286). Oleh karena itu, dalam Islam, tidak ada ruang untuk putus asa—seorang Muslim harus selalu berharap pada ampunan dan kasih sayang Allah.
- Memaafkan Diri Sebagai Bentuk Kedamaian Jiwa: Psikologi Islam memandang pengampunan diri sebagai cara untuk mencapai kedamaian jiwa. Mengampuni diri sendiri dapat membantu mengurangi kecemasan, stres, dan perasaan bersalah yang berlebihan, dan membuka ruang untuk kedamaian serta pertumbuhan pribadi.
Dengan memahami konsep ini
dalam perspektif psikologi Islam, umat Muslim dapat memperoleh pemahaman yang
lebih dalam tentang bagaimana kasih sayang terhadap diri sendiri dan
pengampunan diri berperan penting dalam mencapai kedamaian dan kesejahteraan
jiwa.
Referensi:
- Al-Qur'an : QS. At-Tahrim: 8.
- Neff, K. D. (2003). "The Development and Validation of a Scale to Measure Self-Compassion." Journal of Social and Clinical Psychology, 23(3), 122-142.
- Tirmidzi, J. (n.d.). "Sunan Tirmidzi."
- Al-Ghazali, A. (2000). "Ihya' Ulum al-Din."
- Yusuf, N. & El-Amin, M. (2011). "Psychology from an Islamic Perspective: A Guide for the MuslimPsychologist."
Tidak ada komentar