ARTIKEL PSIKOLOGI

Self Compassion Dalam Islam: Perspektif Psikologi Islam Terhadap Pengampuan Diri

Walies MH
Januari 04, 2025
0 Komentar
Beranda
ARTIKEL
PSIKOLOGI
Self Compassion Dalam Islam: Perspektif Psikologi Islam Terhadap Pengampuan Diri


Ditulis oleh: Chelsea Mardatilla (Mahasiswa Prodi Psikologi Islam, IAIN Langsa) 

Self-compassion atau kasih sayang pada diri sendiri adalah konsep psikologis yang mengacu pada kemampuan seseorang untuk memperlakukan diri dengan penuh kelembutan, pemahaman, dan tanpa menghakimi saat menghadapi kegagalan atau kesulitan. Dalam Islam, konsep ini sangat terkait dengan pengampunan diri dan penerimaan atas kelemahan sebagai bagian dari proses spiritual yang mendekatkan diri kepada Allah.

Konsep Self-Compassion dalam Islam

Islam mengajarkan umatnya untuk berkasih sayang tidak hanya kepada sesama, tetapi juga kepada diri sendiri. Salah satu ajaran penting dalam Islam adalah untuk tidak merasa rendah diri atau putus asa atas dosa dan kesalahan yang telah dilakukan. Allah mengajarkan bahwa Dia Maha Pengampun, dan selalu membuka pintu taubat bagi hamba-Nya yang kembali kepada-Nya dengan hati yang tulus. Oleh karena itu, self-compassion dalam Islam mencakup kemampuan untuk menerima kelemahan diri, belajar dari kesalahan, dan berusaha untuk memperbaiki diri dengan cara yang penuh kasih dan tanpa merasa dihukum.

Pengampunan Diri dalam Perspektif Psikologi islam

Dalam psikologi Islam, pengampunan diri adalah bagian dari proses penyembuhan jiwa. Pengampunan diri tidak berarti membenarkan kesalahan yang telah dilakukan, tetapi lebih kepada menghilangkan rasa bersalah yang berlebihan yang dapat merugikan kesejahteraan mental dan spiritual. Mengampuni diri sendiri dalam Islam berarti mengakui kesalahan, memohon ampunan kepada Allah, dan berusaha untuk tidak mengulanginya. Proses ini memberi kesempatan bagi individu untuk bergerak maju dengan penuh harapan dan kedamaian dalam hati.

Terdapat beberapa elemen penting dalam self-compassion menurut Islam:

  1. Kesadaran terhadap Kelemahan Diri: Islam mengajarkan umatnya untuk sadar bahwa manusia adalah makhluk yang tidak sempurna, dan memiliki banyak kekurangan. Dengan mengenali kelemahan diri, seseorang bisa lebih mudah menerima ketidaksempurnaannya dan tidak terlalu keras pada diri sendiri.
  2. Kasih Sayang kepada Diri Sendiri: Sebagaimana Allah mengajarkan kasih sayang-Nya kepada umat-Nya, umat Islam dianjurkan untuk memperlakukan diri mereka dengan lembut, penuh kasih, dan pengertian, terutama saat menghadapi kesulitan atau kegagalan.
  3. Menghargai Proses Taubat: Islam memberikan kesempatan bagi setiap individu untuk bertaubat, mengakui kesalahan, dan memperbaiki diri. Proses ini mencerminkan pentingnya pengampunan diri dalam psikologi Islam.
  4. Memiliki Harapan dan Tidak Putus Asa: Allah berjanji bahwa Dia tidak akan menguji hamba-Nya melebihi batas kemampuan mereka (QS. Al-Baqarah: 286). Oleh karena itu, dalam Islam, tidak ada ruang untuk putus asa—seorang Muslim harus selalu berharap pada ampunan dan kasih sayang Allah.
  5. Memaafkan Diri Sebagai Bentuk Kedamaian Jiwa: Psikologi Islam memandang pengampunan diri sebagai cara untuk mencapai kedamaian jiwa. Mengampuni diri sendiri dapat membantu mengurangi kecemasan, stres, dan perasaan bersalah yang berlebihan, dan membuka ruang untuk kedamaian serta pertumbuhan pribadi.

Dengan memahami konsep ini dalam perspektif psikologi Islam, umat Muslim dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana kasih sayang terhadap diri sendiri dan pengampunan diri berperan penting dalam mencapai kedamaian dan kesejahteraan jiwa.

 

Referensi:

  1. Al-Qur'an : QS. At-Tahrim: 8.
  2. Neff, K. D. (2003). "The Development and Validation of a Scale to Measure Self-Compassion." Journal of Social and Clinical Psychology, 23(3), 122-142.
  3. Tirmidzi, J. (n.d.). "Sunan Tirmidzi." 
  4. Al-Ghazali, A. (2000). "Ihya' Ulum al-Din." 
  5. Yusuf, N. & El-Amin, M. (2011). "Psychology from an Islamic Perspective: A Guide for the MuslimPsychologist.

Penulis blog

Tidak ada komentar