Ditulis Oleh: Sri Rahayu ( Mahasiswa Psikologi
Islam IAIN Langsa )
Setiap individu
pasti memiliki tingkat kepercayaan diri yang berbeda-beda, tergantung sejauh
mana individu merasa diterima dimasyarakat. Ketika mereka diterima dengan baik
maka akan muncul rasa aman dan nyaman saat mereka bertindak sesuai dengan apa
yang mereka inginkan. Menurut Ashriati (2006) mengungkapkan bahwa, kepercayaan
diri memainkan peran penting dalam mendorong motivasi seseorang untuk meraih
keberhasilan, karena semakin tinggi tingkat kepercayaan diri individu maka
semakin tinggi pula keyakinan terhadap kemampuannya sendiri ( Putri dkk, 2024
). Kepercayaan diri ini tidak muncul dengan sendirinya melainkan dari hasil
proses interaksi yang sehat dengan lingkungan sosial. Pada proses ini, banyak
remaja yang mengalami kesulitan. Salah satu penyebabnya yaitu kurangnya
dukungan dari lingkungan sosial, baik keluarga, teman, maupun masyarakat. Hal
inilah yang menyebabkan individu merasa kesulitan dalam pembentukan kepercayaan
dirinya ( Riyanti & Darwis, 2020 ).
Percaya diri adalah
sikap positif terhadap kemampuan dirinya dalam menghadapi berbagai tantangan
dan situasi untuk mengurangi keraguan dan mendorong seseorang dalam mencapai
suatu keberhasilan tanpa bergantung pada orang lain ( Mirhan & Jusuf, 2016
). Menurut James Neill, kepercayaan diri adalah keyakinan seseorang terhadap
penilaian pada kemampuan dirinya sendiri
dan merasa layak untuk mencapai suatu keberhasilan. Sedangkan menurut
Hakim, kepercayaan diri adalah keyakinan dan sikap positif seseorang pada kemampuannya
sendiri yaitu dengan menerima dirinya secara utuh, baik itu kelebihan maupun
kekurangan yang dibentuk melalui proses belajar bertujuan untuk mencapai
kebahagiaan dirinya ( Setiti, 2011 ).
Kepercayaan diri
ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut Thursan Hakim (2012) terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri yaitu, konsep diri, harga
diri, pengalaman dan pendidikan. Konsep diri adalah pemahaman mengenai diri
sendiri yang muncul akibat adanya interaksi dengan orang lain ( Haque dkk, 2022
). Harga diri adalah cara seseorang menilai dirinya sendiri yang didasari oleh
hubungannya dengan orang lain dan menunjukkan sejauh mana seseorang memiliki
rasa percaya diri sehingga ia berhasil ( Purwadi, 2021 ). Pengalaman menurut
Anthony (2009) adalah hal penting dalam membentuk kepribadian yang sehat,
melalui pengalaman tersebut seseorang bisa belajar tentang dirinya sendiri (
Selviana & Yulinar, 2022 ). Pendidikan, seseorang yang memiliki pendidikan
yang tinggi cenderung memiliki keyakinan yang besar dalam mengambil suatu
keputusan tanpa bergantung pada orang lain ( Pratiwi, 2018 ).
Salah satu kunci
utama untuk menumbuhkan kepercayaan diri yaitu dengan menanamkan keimanan dan
keyakinan yang kuat didalam hati, bahwa segala usaha yang dilakukan merupakan
bagian dari takdir dan rencana Allah Swt ( Purwaningrum, 2021 ).
Ma’rifatun-nafsi atau mengenal diri sendiri, sering dihubungkan dengan
ungkapan, “ barang siapa yang mengenal dirinya, maka ia akan mengenal
Tuhannya.” Ini sejajar dengan konsep diri ( self-concept ), yaitu bagaimana
seseorang memahami dan memandang dirinya sendiri. Selain itu, khusnuzhon atau
prasangka baik yang dapat disamakan dengan berpikir positif menjadi bagian
penting dalam membangun kepercayaan diri. Dalam Al-Qur'an konsep iman selalu
beriringan dengan amal yang menegaskan bahwa keyakinan harus disertai dengan
tindakan. Dalam menyikapi usaha tersebut, islam memberikan pedoman seperti
tawakal, syukur dan muhasabah. Jika mengamalkan konsep ini secara konsisten
dapat membantu seseorang mengelola kepercayaan dirinya dengan baik ( Mamlu’ah,
2019 ).
Oleh sebab itu, seseorang harus yakin pada kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Allah Swt menciptakan manusia sebagai makhluk dengan derajat yang paling tinggi karena akalnya, maka sudah seharusnya manusia memiliki rasa percaya diri pada kemampuannya. Dalam membangun kepercayaan diri bukanlah hal yang mudah, tetapi dapat dilakukan melalui pendekatan yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam. Salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kepercayaan diri adalah dengan konsep tauhid yaitu menanamkan keyakinan bahwa Allah Swt adalah Sang Maha Kuasa dan segala sesuatu terjadi atas izin-Nya. Membentuk akhlak mulia dengan sikap optimis, tawakal dan bersyukur. Hal ini seseorang dapat berusaha dan lebih percaya diri dalam menghadapi berbagai tantangan. Selain itu juga internalisasikan nilai-nilai Islam seperti sabar, jujur dan kasih sayang. Dengan menjunjung nilai-nilai ini, seseorang akan merasa lebih yakin dan percaya diri pada kemampuan yang dimilikinya ( Putri dkk, 2024 ).
Referensi
- Haque, R. A., Susanto, D., Damayanti, S. D., & Apriliani, R. (2022). “Hubungan Konsep Diri Dengan Kepercayaan Diri Siswa Berprestasi Kelas XI di SMK.” Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Bimbingan dan Konseling 2022, PD ABKIN JATIM & UNIPA SBY.
- Mirhan., Jusuf, J. B. K. (2016). “Hubungan Antara Percaya Diri dan Kerja Keras Dalam Olahraga dan Keterampilan Hidup.” Jurnal Olahraga Prestasi, 12(1), 86.
- Mamlu'ah, A. (2019). “Konsep Percaya Diri Dalam Al-Qur'an Surat Ali-Imran Ayat 139.” Al-Aufa: Jurnal Pendidikan dan Kajian Keislaman, 1(1), 33.
- Putri, A. A., Tohar, A. A., & Khairi, Z. (2024). “Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Perspektif Psikologi Islam.” MESIR: Jurnal of Management Education Social Sciences Information and Religion, 1(2), 273-277.
- Purwadi. (2021). “Menumbuh Kembangkan Rasa Percaya Diri Peserta Didik.” Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha, 8(2), 29
- Pratiwi, S. (2018). “Pengaruh Prestasi Belajar Terhadap Kepercayaan Diri Siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Mlati.” Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, 4(6), 268.
- Purwaningrum, R. (2021). “Upaya Meningkatkan Percaya Diri Melalui Konseling Kelompok Dengan Menggunakan Teknik Assertive Training Pada Peserta Didik Kelas Vlll di SMP Negeri 2 Bumiratu Nuban Lampung Tengah.” Skripsi. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
- Riyanti, C., Darwis, R. S. (2020). “Meningkatkan Kepercayaan Diri Pada Remaja Dengan Metode Cognitive Restructuring.” Jurnal Pengabdian dan Penelitian Kepada Masyarakat ( JPPM ), 1(1), 115.
- Setiti, B. (2011). “Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa Melalui Pendekatan Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together ( NHT ) Dalam Pembelajaran Matematika.” Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
- Selviana., Yulinar, S. (2022). “Pengaruh Self Image dan Penerimaan Sosial Terhadap Kepercayaan Diri Remaja yang Mengunggah Foto Selfie di Media Sosial Instagram.” Jurnal IKRAITH-HUMANIORA, 6(1), 41.
Tidak ada komentar